Daftar Isi:
  • Gas rumah kaca (GRK) diperlukan untuk memelihara suhu bumi agar tetap panas karena apabila atmosfer kehilangan GRK, maka suhu bumi akan mengalami penurunan suhu di bawah nol derajat Celsius. Apabila terjadi peningkatan jumlah GRK di atmosfer secara signifikan akan menyebabkan terjadinya peningkatan suhu secara signifikan pula yang dikenal dengan istilah “global warming”. Emisi dari CO2 yang merupakan penyumbang GRK terbesar di atmosfer, kurang lebih 55% dari emisi global. Gas ini dapat berada di atmosfer selama 50 hingga 200 tahun. Artinya kondisi emisi hari ini akan berdampak panjang pada iklim berabad abad lamanya. Tanpa adanya kegiatan mitigasi yang signifikan untuk mengurangi emisi, maka pada tahun 2100 jumlah daerah yang terkena dampak kekeringan akan terjadi dua kali lipat dari saat ini. Untuk mengurangi dampak negatif dari fenomena perubahan iklim, perlu dihitung jumlah emisi GRK dari kegiatan Konstruksi. Dalam rentang waktu periode Maret 2017 sampai dengan Maret 2019, total emisi gas rumah kaca pada proyek Pembangunan Jembatan Ogan Tol Kayuagung alembang Betung mencapai 4.733,67 ton CO2e yang dideteksi berasal dari sumber emisi langsung dan sumber tak langsung. Sumber emisi tidak langsung berasal dari konsumsi listrik. Sedangkan sumber emisi langsung berasal dari konsumsi bahan bakar untuk genset dan mobil dinas proyek, konsumsi gas acetylene untuk kegiatan pengelasan pada proyek, serta ingkat kebocoran refrigeran AC Sampah yang dibuang ke TPS (Tempat Penampungan Sementara) tidak dihitung karena segera diangkut menuju TPA dalam kurun waktu seminggu.