PENGARUH SISTEM PERTANIAN MONOKULTUR DAN POLIKULTUR TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA TAMBAK BOYO KECAMATAN BUAY MADANG TIMUR KABUPATEN OKU TIMUR
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan sistem pertanian monokultur dan polikultur yang diterapkan di Desa Tambak Boyo, (2) menganalisis pendapatan rumah tangga petani pada sistem monokultur dan polikur, (3) menganalisis pengaruh sistem pertanian monokultur dan polikultur terhadap pendapatan petani, (4) menganalisis ketahanan pangan rumah tangga petani pada sistem pertanian monokultur dan polikultur dan (5) menganalisis pengaruh pendapatan pada sistem pertanian monokultur dan polikultur terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tambak Boyo Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur pada bulan April 2016. Pemilihan ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa kecamatan ini merupakan kecamatan dengan luas lahan pertanian dan jumlah Rumah Tangga Usaha Petani (RTUP) tertinggi di Sumatera Selatan untuk sentra tanaman pangan padi. Secara lebih spesifik, tempat penelitian dilaksanakan di Desa Tambak Boyo dengan pertimbangan bahwa desa ini merupakan desa dengan luas lahan pertanian terluas kedua di Kecamatan Buay Madang Timur serta banyak terdapat petani yang menerapkan sistem pertanian polikultur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Acak Berlapis Tidak Berimbang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pertanian monokultur yang diterapkan di Desa Tambak Boyo adalah sistem pertanian pada lahan sawah dan juga lahan pekarangan. Pada lahan sawah komoditi yang ditanam yaitu padi, sedangkan pada lahan pekarangan yaitu sayuran. Sistem pertanian polikultur yang diterapkan di Desa Tambak Boyo yaitu dengan pola tumpang gilir, tumpang sari, serta gabungan dari pola tumpang gilir dan tumpang sari dengan komoditi padi dan sayuran. Pendapatan dari usahatani dengan sistem pertanian polikultur lebih besar daripada dengan sistem pertanian monokultur. Pendapatan dengan sistem pertanian polikultur adalah Rp.27.652.963,31 per hektar per tahun. Pada usahatani dengan sistem pertanian monokultur didapat pendapatan Rp. 21.512.515,29 per hektar per tahun. Sistem pertanian yang diterapkan petani berpengaruh positif terhadap pendapatan petani. Hal ini menunjukan bahwa sistem pertanian yang diterapkan petani dalam usahataninya sangat menentukan besar pendapatan yang akan diperoleh. Berdasarkan kesatuan indikator, baik sistem pertanian monokultur maupun polikultur tidak terdapat perbedaan antara ketahanan pangan rumah tangga petani dengan sistem pertanian monokultur maupun polikultur. Dari sistem pertanian monokultur 100 persen berada pada kategori tahan pangan. Dari sistem pertanian polikultur 96,67 persen berada pada kategori tahan pangan dan 3,33 persen berada pada kategori kurang pangan. Pendapatan pada sistem pertanian monokultur atau polikultur tidak berpengaruh positif terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani. Baik pendapatan rumah tangga dengan kategori rendah, sedang ataupun tinggi tetap ketahanan pangan rumah tangga di Desa Tambak Boyo juga tinggi.