Daftar Isi:
  • Tanaman kabau (Archidendron bubalinum (Jack) I.C. Nilesen) secara empiris telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik ekstrak etanol akar kabau dan mempelajari aktivitas antidiabetes ekstrak terhadap tikus diabetes mellitus tipe 2 yang diinduksi diet tinggi lemak dan fruktosa. Induksi diet tinggi lemak dan fruktosa dilakukan dengan pemberian fruktosa 1800 mg/kgBB dan lemak tinggi (15% minyak babi dan 5% kuning telur bebek) 15 g/tikus selama 30 hari. Tikus putih jantan galur Wistar dibagi ke dalam 6 kelompok, yaitu kelompok normal (akuades), kelompok kontrol negatif (Na CMC 0,5%), kelompok kontrol positif (Metformin 151,20mg/kgBB), dan kelompok perlakuan I-III (ekstrak etanol akar kabau dengan dosis 100, 200, dan 400 mg/kgBB). Hasil karakterisasi terhadap nilai kadar air 7,07%, susut pengeringan 7,62%, kadar abu total 11,02%, dan kadar abu tidak larut asam 6,41%. Skrining fitokimia ekstrak menunjukkan adanya senyawa flavonoid, fenolik, saponin, tanin, dan triterpenoid. Kadar glukosa darah preprandial diukur menggunakan fotometer DTN-410-K pada hari ke 0, 30, 35, dan 45. Hasil AUC30-45 dan persentase penurunan kadar glukosa darah untuk kelompok positif yaitu 1727,01 dan 73,29%, serta 3 kelompok perlakuan (dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, dan 400 mg/kgBB) berturut-turut yaitu 1893,32 dan 43,50%; 1849,14 dan 51,41%; 1789,15 dan 62,16%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol akar kabau memiliki aktivitas sebagai antidiabetes, dan tidak terdapat perbedaan signifikan dibandingkan metformin (p>0,05). Berdasarkan hubungan persentase penurunan kadar glukosa darah terhadap dosis, maka nilai ED50 ekstrak etanol akar kabau adalah sebesar 194,64 mg/kgBB. Kata kunci: ekstrak etanol, akar kabau, antidiabetes, karakterisasi, diet tinggi lemak dan fruktosa