Daftar Isi:
  • Berdasarkan data Direktorat Kementrian ESDM tahun 2016 dari total cadangan batubara yang ada di Indonesia, 49,9% merupakan batubara yang berperingkat rendah. Cadangan batubara yang cukup besar tersebut dapat menjadi alternative sumber bahan bakar cair jika dimanfaatkan dengan optimal, salah satu contoh pemanfaatannya adalah dengan mengkonversikan batubara untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar cair dengan proses hidrocracking. Hidrocracking dalam prosesnya dipengaruhi oleh suhu pemanasan dan peringkat batubara yang digunakan. Dalam penelitian ini proses hidrocracking menggunakan batubara peringkat rendah dengan nilai kalori berbeda dan variasi suhu yang berbeda. Pada penelitian ini batubara yang digunakan digerus sampai ukuran -60+80#. Batubara peringkat rendah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan variasi nilai kalori batubara yang berbeda yaitu 4.100 kal/gr, 4.500 kal/gr, dan 5.200 kal/gr. Variasi suhu pemanasan yang digunakan pada tiap nilai kalori batubara yaitu 450oC, 500oC, 550oC, 600oC, 650oC. Hasil penelitian menunjukkan suhu pemanasan dan nilai kalori batubara mempengaruhi hasil proses hidrocracking. Pengaruh suhu dalam proses hidrocracking ditunjukkan dengan banyaknya persen batubara yang terproses dan recoveri produk minyak yang dihasilkan. Semakin tinggi suhu pemanasan yang digunakan, batubara yang terproses cenderung semakin banyak. Batubara nilai kalori 4.100 kal/gr pada suhu 450oC batubara yang terproses 51,67% dan pada suhu 650oC meningkat menjadi 61,56%. Batubara dengan nilai kalori 4.500 kal/gr pada suhu 450oC yang terproses sebanyak 51,91% dan pada suhu 650oC meningkat menjadi 65,26%. Batubara dengan nilai kalori 5.200 kal/gr pada suhu 450oC terproses sebanyak 43,72% dan pada suhu 650oC meningkat menjadi 52,96%. Semakin tinggi suhu pemanasan recoveri produk minyak yang dihasilkan cenderung meningkat. Pada batubara dengan nilai kalori 4.100 kal/gr pada suhu 450oC memiliki nilai recoveri 8,61% dan terus megalami peningkatan sampai pada suhu 650oC yaitu 12,07%. Pada batubara dengan nilai kalori 4.500 kal/gr pada suhu 450oC memiliki nilai recoveri 8,05% dan terus megalami peningkatan sampai pada suhu 650oC yaitu 12,31%. Pada batubara dengan nilai kalori 4.100 kal/gr pada suhu 450oC memiliki nilai recoveri 5,88% dan terus megalami peningkatan sampai pada suhu 650oC yaitu 12,99%. Masing-masing nilai kalori juga mempengaruhi recoveri produk minyak yang dihasilkan. Batubara dengan nilai kalori tertinggi akan menghasilkan produk minyak lebih banyak pada suhu tinggi yaitu 650oC yaitu 12.99%. Hasil penelitian ini juga menujukkan produk minyak yang dihasilkan adalah berupa fraksi Gasoline, Diesel Fuel/Kerosene, dan Lubricating Oil. Dimana fraksi yang paling banyak dihasilkan adalah fraksi minyak Diesel Fuel/Kerosene. Untuk masing-masing nilai kalori fraksi Diesel Fuel/Kerosene yang dihasilkan >40%.