ANALISIS MODEL ELEMEN HINGGA PERKUATAN LERENG MENGGUNAKAN SOIL NAILING (STUDI KASUS LERENG DAERAH LAHAT, SUMATERA SELATAN)
| Main Authors: | Syuhada, Syahidus, Zakaria, Zakaria, Kurniawan, Rahmat, Utami, Erdina Tyagita |
|---|---|
| Format: | Article info application/pdf Journal |
| Bahasa: | ind |
| Terbitan: |
Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
, 2020
|
| Online Access: |
https://journal.ubb.ac.id/index.php/fropil/article/view/1721 https://journal.ubb.ac.id/index.php/fropil/article/view/1721/1222 |
Daftar Isi:
- To face soil landslide cases, there are many methods can be used as solutions, namely changing the slope geometry, reinforcing the slope using retaining wall, vegetating, and others. One of common used solution is soil nailing. The slope reinforcement utilizing soil nailing is application of reinforced concreted pile installed to the soil. Soil and reinforced concrete is expected to interact and make a strong structure, similar to the principle of strengthening of embankment using geosynthetic. As the advancement of computational method, to calculate the potential sliding of slope can be used a computer program with finite element method concept. To modeling reinforcement of soil nailing is still not available at common finite element program, therefore it have to be approached by changing the material parameter have similar actual behavior. Nowadays, there are two methods to model soil nailing in computer program, using plate model and geogrid model. As the results, the actual behavior of soil nailing captured by computer program is utilizing node to node model, so that the behavior of soil nailing modeled as node to node need to be discovered. Analysis of model is done by varying the embedded length and the inclination of soil nailing. From modeling results, it can be shown material behavior of node to node have similarity safety factor value as geogrid model. The greater inclination installation of soil nailing, SF still have constant value. The difference of SF value from two aforementioned methods is 0.02 % - 5.12%.
- ntuk menghadapi masalah kelongsoran lereng, banyak metoda yang digunakan, misalnya mengubah geometri dari lereng, membuat perkuatan dinding penahan tanah, vegetasi, dan masih banyak lainnya. Salah satu ,metoda yang banyak digunakan adalah soil nailing. Perkuatan lereng dengan menggunakan soil nailing yaitu dengan memanfaatkan tiang beton bertulang yang dimasukkan ke tanah. Tanah dan beton bertulang diharapkan membentuk suatu struktur yang kuat di depan lereng, seperti prinsip perkuatan dengan timbunan dengan geosintetik. Seiring dengan berkembangnya metoda komputasi, dapat digunakan program komputer dengan basis perhitungan metoda elemen hingga. Untuk memodelkan perkuatan soil nailng tidak tersedia di dalam program elemen hingga, sehingga digunakan pendekatan material untuk memodelkan hasil perkuatan yang mendekati perilaku dari soil naling. Telah banyak dimodelkan struktur perkuatan lereng soil nailing dengan model plate dan geogrid. Untuk perilaku dari soil nailing cenderung menyerupai elemen node to node pada program FEM tersebut, sehingga patut untuk diketahui perilaku soil nailing ketika dimodelkan dengan node to node. Analisis model dilakukan dengan variasi panjang penanaman soil nailing dan kemiringan soil nailing. Dari hasil permodelan dapat dilihat perilaku material node to node mendekati hasil SF dengan material set geogrid. Semakin besar sudut pemasangan, hasil SF relatif sama. Perbedaan antara hasil SF dari material set geogrid / node to node dengan plate adalah sebesar 0.02 % - 5.12%.