Pemodelan Spasial Perkembangan Lahan Terbangun Kawasan Perkotaan Boyolali Menggunakan Model Cellular Automata dan Regresi Logistik Biner

Main Authors: FITRIA ARDIYANTI, Dr. Bowo Susilo, S.Si., M.T.
Format: Thesis
Terbitan: S1 KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH Universitas Gadjah Mada , 2022
Subjects:
Online Access: http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/210926
Daftar Isi:
  • Perkembangan lahan terbangun banyak terjadi di kawasan perkotaan, terutama kota yang sedang berkembang seperti halnya kawasan perkotaan Boyolali. Pembangunan yang meningkat menyebabkan terjadinya ekspansi lahan non-terbangun menjadi lahan terbangun. Beberapa kebijakan pembangunan di Boyolali dilakukan sebagai bentuk perkembangan kawasan perkotaan, yang bertujuan untuk menciptakan pusat pertumbuhan baru. Analisis perkembangan lahan terbangun dapat dilakukan menggunakan data penginderaan jauh. Data spasial dari penginderaan jauh dilakukan pemodelan spasial untuk memperoleh informasi spasial yang dibutuhkan. Salah satu model yang dapat digunakan untuk memodelkan perkembangan lahan terbangun di kawasan perkotaan adalah Cellular Automata (CA). Model CA dapat diintegrasikan dengan model lain untuk memperoleh informasi probabilitas transisi yang merupakan salah satu input model CA. Tujuan penelitian ini adalah: 1) memetakan penutup lahan di kawasan perkotaan Boyolali pada tahun 2008 - 2020 dari citra multitemporal Landsat; 2) memetakan perubahan penutup lahan di kawasan perkotaan Boyolali dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhinya; 3) memprediksi distribusi spasial penutup lahan di kawasan perkotaan Boyolali pada tahun 2026.Citra Landsat perekaman tahun 2008, 2014, dan 2020 digunakan untuk ekstraksi informasi penutup lahan di kawasan perkotaan Boyolali. Ekstraksi informasi penutup lahan dilakukan dengan menggunakan indeks NDBI yang dikombinasikan dengan indeks NDVI. Informasi perubahan penutup lahan diperoleh dari overlay dua data penutup lahan. Regresi logistik biner digunakan untuk menghasilkan informasi probabilitas transisi dan menganalisis besaran pengaruh dari faktor-faktor perkembangan lahan terbangun. Faktor perkembangan lahan terbangun yang digunakan adalah jaringan jalan, sungai, fasilitas umum, lahan terbangun eksisting, dan kemiringan lereng. Model CA menggunakan skenario ketetanggaan Moore dan Von Neumann ukuran 3x3 dan 5x5 untuk menentukan model yang paling baik.Hasil pemetaan penutup lahan menunjukkan bahwa lahan terbangun tahun 2008 seluas 607,32 Ha, kemudian pada tahun 2014 bertambah menjadi 940,32 Ha dan pada tahun 2020 menjadi 1.486,17 Ha. Perkembangan lahan banyak terjadi di sekitar jalan utama dan lahan terbangun eksisting. Besar perubahan ini overestimate untuk ukuran sebuah kota kecil. Hal ini diakibatkan tanah di wilayah tersebut memiliki tekstur lempung, sehingga terdapat kesalahan klasifikasi pada indeks lahan terbangun. Faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap perkembangan lahan terbangun adalah lahan terbangun eksisting. Pada tahun 2026 diprediksikan luas lahan terbangun kawasan perkotaan Boyolali seluas 1.987,9 Ha dan luas lahan non-terbangun adalah 5.627,16 Ha.