PERANCANGAN FASILITAS MEJA DAN KURSI PENGEMASAN KERIPIK TEMPE UNTUK PENURUNAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA PUTRA TUNGGAL WONOSOBO
Main Authors: | AHMAD SAIFULLOH F, Dr. Ir. Guntarti Tatik Mulyati, M.T., Dr. Wagiman, S.T.P., M.Si. |
---|---|
Format: | Thesis |
Terbitan: |
S1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN Universitas Gadjah Mada
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/210867 |
Daftar Isi:
- Industri rumah tangga keripik tempe merupakan salah satu industri berskala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang masih menerapkan sistem padat karya dan dilakukan secara manual. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan cara wawancara keluhan pekerja dan dokumentasi foto untuk analisis postur kerja menggunakan metode Ovako Working Analysis System (OWAS). Stasiun kerja pengemasan keripik tempe mempunyai skor OWAS sebesar 4 yang berarti berisiko tinggi terjadinya gangguan muskuloskeletal dan postur kerjanya harus segera diperbaiki. Dibandingkan dengan stasiun kerja lain, keluhan pekerja terbanyak yaitu sebesar 67,9% dari seluruh anggota tubuh. Penelitian lanjutan dilakukan menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk menganalisis tingkat kesakitan akibat bekerja dan verifikasi postur kerja menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Berdasarkan hasil analisisnya, dilakukan perancangan fasilitas kerja agar sesuai dengan ukuran antropometri pekerja. Software CATIA digunakan untuk mengetahui perubahan skor RULA pada pekerja akibat adanya perubahan rancangan fasilitas kerja sebelum fasilitas kerja dibuat. Rancangan yang sesuai akan dibuat, lalu dilakukan penilaian kinerja fasilitas kerjanya berdasarkan variabel waktu baku untuk mengetahui produktivitas, kesakitan akibat kerja, dan postur kerja. Untuk mengetahui dampak penggunaan fasilitas hasil rancangan, dilakukan perbandingan terhadap variabel waktu baku dan output standarnya, kesakitan akibat kerja, serta postur kerja penggunaan fasilitas kerja lama dengan yang baru.Hasil studi waktu setelah dilakukan perbaikan fasilitas terjadi penurunan sebesar 7,4% dan peningkatan produktivitas sebesar 8%. Fasilitas kerja ini mampu menurunkan tingkat risiko tinggi menjadi rendah dengan skor Nordic pada pekerja dari 80-an menjadi 40-an (penurunan 43-50%). Hasil penilaian postur kerja (RULA) terjadi penurunan dari skor akhir 7 (berbahaya) menjadi 2 (dapat diterima). Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah menghasilkan rancangan fasilitas meja dan kursi pengemasan yang ergonomis, yang dapat menurunkan waktu kerjanya, meningkatkan produktivitas, mengurangi kesakitan akibat kerja, dan dapat memperbaiki postur kerja.