EVALUASI KINERJA STRUKTURAL GEDUNG FASILITAS PENDIDIKAN ASRAMA MAHASISWA 3 LANTAI BENTUK PERSEGI PANJANG DENGAN GEMPA KALA ULANG 475 TAHUN BERDASARKAN ASCE 41-17

Main Authors: PRAKARSA AJI PRIBADI, Dr. Inggar Septhia Irawati, S.T., M.T.
Format: Thesis
Terbitan: S1 TEKNIK SIPIL Universitas Gadjah Mada , 2022
Subjects:
Online Access: http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/210724
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara kepulauan dengan risiko gempa bumi yang tinggi. Gempa bumi seperti yang terjadi di Yogyakarta (2006) merupakan kasus gempa bumi yang menelan banyak korban jiwa akibat reruntuhan bangunan. Oleh karena itu evaluasi terhadap gedung yang telah dibangun dengan standar yang dapat dipertanggungjawabkan diperlukan. Gedung yang ditinjau dalam penelitian ini adalah gedung pendidikan (asrama mahasiswa) 3 lantai dengan struktur beton bertulang. Gedung tersebut didesain menggunakan SNI 2847 2013 yang termasuk SNI lama. Peraturan SNI terbaru yaitu SNI 2847 2019 berfokus pada proses desain gedung, sedangkan pada gedung asrama tersebut termasuk gedung yang sudah dibangun dan lebih berfokus pada aturan evaluasi dari pada aturan desain.Evaluasi gedung pendidikan katepgori risiko IV merujuk pada ASCE 41-17 (ASCE, 2017) diawali dengan tier 1 dan diakhiri dengan tier 2 menggunakan kala ulang gempa 475 tahun dan target level kinerja Immediate Occupancy. Tier 1 terdiri dari evaluasi pendekatan dari drift ratio, tegangan geser, tegangan guling dan dilanjutkan dengan proses evaluasi singkat terhadap parameter-parameter yang ada di ASCE 41-17 (ASCE, 2017). Tier 2 berupa prosedur deficiency-based evaluation and retrofit berisi prosedur tentang perhitungan demand capacity ratio (DCR) setiap komponen struktur dengan pemodelan numeris.Evaluasi tier 1 berdasarkan ASCE 41-17 (ASCE, 2017) menghasilkan beberapa defisiensi pada beberapa parameter. Berdasarkan defisiensi tier 1 maka diperlukan evaluasi tier 2 menggunakan dinamik linier respon spektrum. Evaluasi tier 2 juga mengalami defisiensi pada elemen struktur seperti balok dan kolom sehingga diperlukan evaluasi lebih lanjut pada penelitian lain atau perbaikan pada elemen-elemen yang mengalami defisiensi.