RISIKO KETIDAKSEMBUHAN PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) KARENA PATOGEN PEMBENTUK BIOFILM SETELAH MENDAPAT TERAPI ANTIBIOTIK
Main Authors: | TSANIATUL AFIFAH, Dr. dr. Andaru Dahesihdewi, MKes, Sp.PK (K), Dr. dr. Osman Sianipar, DMM, Msc, Sp.PK (K) |
---|---|
Format: | Thesis |
Terbitan: |
PATOLOGI KLINIK Universitas Gadjah Mada
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/210266 |
Daftar Isi:
- Latar belakang: Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang umum terjadi terkait komunitas dan perawatan kesehatan. Pasien ISK biasanya diterapi dengan antibiotik spektrum luas, namun perlu diperhatikan adanya resistensi antibiotik. Biofilm adalah selaput matriks polimer ekstraselular yang disekresikan oleh mikroorganisme yang saling menempel satu sama lain atau ke permukaan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa biofilm dapat menghambat kerja antibiotik sehingga ISK menjadi sulit untuk disembuhkan. Terdapat pengaruh yang signifikan antara produksi biofilm terhadap resistensi beberapa antibiotik, maka deteksi biofilm menjadi penting untuk mengevaluasi ketidaksembuhan ISK setelah diberikan terapi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi risiko ketidaksembuhan pasien infeksi saluran kemih karena patogen pembentuk biofilm setelah mendapat terapi antibiotik definitif.Metode: Penelitian dilakukan secara kohort prospektif pada pasien ISK di RSUP Dr. Sardjito. Kriteria inklusi adalah pasien rawat inap dewasa terkonfirmasi ISK dari spesimen kultur urin yang valid yaitu uropatogen dan angka kuman >105 CFU/mL. Kriteria eksklusi adalah ISK dengan hasil kultur polimikrobia. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, pembentuk biofilm dan bukan pembentuk biofilm, kemudian dicatat keluaran pasien berupa ISK sembuh dan tidak sembuh berdasarkan gejala klinis dan laboratoris dalam 5 hari pengamatan setelah diberikan terapi antibiotik. Hubungan pembentukan biofilm oleh patogen penyebab ISK terhadap ketidaksembuhan diuji dengan statistik chi-square dan diestimasi dengan risiko relatif (RR). Analisis lebih lanjut menggunakan multivariat regresi logistik. Data dianalisis dengan menggunakan software SPSS versi 24.0. Batas kemaknaan menggunakan p<0,05.Hasil dan Pembahasan: Terdapat 48 subjek pasien ISK terdiri dari laki-laki 52,1% dan perempuan 47,9% dengan rerata usia 49 (19-79) tahun. Pada penelitian ini didapatkan 27 subjek terinfeksi patogen pembentuk biofilm dan 21 subjek terinfeksi patogen bukan pembentuk biofilm. Enterococcus faecalis merupakan patogen pembentuk biofilm terbanyak (41%). Pada kelompok subjek yang menderita ISK karena patogen pembentuk biofilm menunjukan risiko ketidaksembuhan sebesar 7,66 kali dibanding kelompok subjek yang menderita ISK karena patogen bukan pembentuk biofilm. Simpulan: Pasien ISK dengan uropatogen pembentuk biofilm memberikan risiko ketidaksembuhan sebesar 7,66 kali setelah mendapat terapi dibandingkan ISK oleh uropatogen bukan pembentuk biofilm.