Kajian Daya Dukung Lingkungan Untuk Pengendalian Kawasan Permukiman Tepian Air (Residential Waterfront) Danau Matano Di Kabupaten Luwu Timur

Main Authors: SATRIANI, Dr. Luthfi Muta'ali, S.Si., MSP, Dr. Sigit Heru Murti BS, S.Si., M.Si
Format: Thesis
Terbitan: MAGISTER ILMU LINGKUNGAN Universitas Gadjah Mada , 2022
Subjects:
Online Access: http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/210145
Daftar Isi:
  • Ekosistem danau yang memiliki peran penting dalam kehidupan memperoleh fungsi tambahan, tidak hanya sebagai kawasan lindung, namun juga memiliki fungsi budidaya peruntukan perikanan, permukiman dan pariwisata. Perkembangan pemanfaatan lahan di Kawasan Tepian Danau dimulai sejak dimulainya aktivitas tambang di Sorowako pada tahun 1978. Pertumbuhan jumlah penduduk akan diiringi dengan peningkatan jumlah kebutuhan permukiman dan sarana prasarananya, sementara suatu wilayah juga memiliki batas daya dukung. Danau Matano saat ini tengah mengahadapi permasalahan sedimentasi dan pencemaran sampah domestik dari pemukiman. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi pengendalian berdasarkan kondisi permukiman dari segi karakteristik (intensitas dan perkembangan permukiman) dan daya dukung lingkungan (daya dukung permukiman dan fungsi lindung) kawasan permukiman tepian air Danau Matano.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif-deksriptif dengan pendekatan spasial untuk memberikan gambaran pola dan persebaran dari masing-masing obyek kajian yang diolah menggunakan ArcGIS 10.8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh tipe permukiman pada kawasan permukiman Danau Matano yaitu Tipe A, Tipe B, Tipe C, Tipe D, Tipe E, Tipe F, Tipe G, dan Tipe H yang pengelompokannya didasarkan pada karakteristik permukiman dan daya dukung lingkungan. Tipe permukiman digunakan untuk menentukan strategi berdasarkan zona pengendalian pada setiap blok. Blok 1, Blok 2, Blok 4, Blok 5, Blok 6, Blok 7, Blok 8, Blok 10, Blok 11 termasuk dalam zona kendali merupakan zona dengan konsentrasi kegiatan pemanfaatan ruang dan atau dominasi kegiatan pemanfaatan ruang tertentu yang tinggi dan berpotensi melampaui daya dukung dan daya tampung. Sementara itu, Blok 3 dan Blok 9 Termasuk dalam zona yang didorong yaitu zona dengan konsentrasi kegiatan pemanfaatan ruang dan/atau dominasi kegiatan pemanfaatan ruang tertentu yang sangat rendah yang perlu ditingkatkan perwujudannya sesuai dengan rencana tata ruang.