EVALUASI DAMPAK PROSES PRODUKSI SEMEN TERHADAP LINGKUNGAN DENGAN METODE LIFE CYCLE ASSESSMENT (STUDI KASUS: PT SEMEN GRESIK PABRIK REMBANG)
Main Authors: | AZIMAH ULYA, Dr. Luthfi Mutaali, MSP, Prof. Dr. Sudarmadji, M.Eng.Sc |
---|---|
Format: | Thesis |
Terbitan: |
MAGISTER ILMU LINGKUNGAN Universitas Gadjah Mada
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/209924 |
Daftar Isi:
- Pada negara berkembang industri semen menjadi sektor kunci dari dekarbonisasi industri. Produksi semen adalah proses kompleks yang mencakup penggunaan sejumlah besar bahan baku dan bahan bakar (minyak bumi kokas, batu bara, gas alam, bahan bakar minyak, biomassa atau beberapa limbah) dan energi (listrik dan panas) selain bahan pembantu, udara, dan air dan sebagai akibat dari penggunaan dan pengolahan bahan mentah ini, proses ini memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Dalam pembuatan semen, sekitar setengah dari CO2 dilepaskan selama dekarbonasi batu kapur pada proses kalsinasi dan setengah lainnya berasal dari penggunaan energi, seperti bahan bakar fosil dan listrik. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dampak lingkungan yang dihasilkan pada proses produksi semen studi kasus pabrik semen Gresik Rembang menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Ruang linkup penelitian cradle to gate. Unit fungsi adalah 1 ton semen. Produk semen terdiri dari 3 produk (PCC, PPC, dan OPC). Alokasi menggunakan prosentasi klinker yang dihasilkan setiap produk semen kemudian dilakukan normalisasi dengan total produksi setiap produk semen. Data yang digunakan tahun 2020 1 tahun. Emisi yang dihasilkan berdasarkan perhitungan faktor emisi IPCC. Dampak lingkungan menggunakan metode ReCiPe 2016 dengan indikator midpoint.Hasil penelitian menunjukan Total produksi semen paling besar adalah PCC 84,85%, PPC 6,46% dan terakhir OPC 8,69%. Semen OPC memiliki dampak lingkungan paling besar dari 2 semen lainnya. Komposisi klinker semen OPC 91,63%. Dampak Lingkungan terbesar adalah global warming, fossil resource scarcity, terrestrial ecotoxicity dan mineral resources scarcity. Kontributor dari dampak ini adalah CO2, CH4, N2O dikeluarkan dari proses kiln. SO2 dan Hg, dikeluarkan pada raw mill. Mitigasi lingkungan yang sudah dilakukan adalah pendekatan teknologi yaitu menggunakan teknologi terbaru sehingga lebih ramah lingkungan, proses kering pada kiln, menggunakan Fly Ash-Bottom Ash sebagai pengganti klinker, melakukan pemanfaatan limbah B3 sebagai subtitusi bahan bakar batubara, melakukan manajemen energi dari proses manual ke intelligent proses.