Isolasi dan Karakterisasi Mikrokristalin Selulosa dari Residu Alginat Rumput Laut Coklat Sargassum polycystum

Main Authors: ILHAM WAHYU P, Dr. Amir Husni, S. Pi., M.P., Dr. R.A. Siti Ari Budhiyanti, S.T.P., M.P.
Format: Thesis
Terbitan: MAGISTER ILMU PERIKANAN Universitas Gadjah Mada , 2022
Subjects:
Online Access: http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/209611
Daftar Isi:
  • Rumput laut Sargassum polycystum mempunyai potensi yang besar di bidang farmasi, salah satunya dapat dikembangkan menjadi mikrokristalin selulosa. Mikrokristalin selulosa merupakan sediaan padat farmasi sebagai bahan eksipien dan sangat cocok untuk pembuatan tablet cetak langsung yang berfungsi sebagai bahan pengikat, bahan pengisi. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengisolasi dan mengkarakterisasi mikrokristalin selulosa (MCC) yang dihasilkan dari rumput laut Sargassum polycystum dan residu ekstraksi alginat melalui metode hidrolisis asam dan enzim. Sargassum polycystum dipreparasi selanjutnya dilakukan ekstraksi residu alginat. residu ekstraksi alginat yang diperoleh dan bubuk rumput laut kemudian diisolasi untuk mendapatkan alfa selulosa dan dihidrolisis dengan menggunakan HCl 2,5 N dan Enzim selulase. Paraeter mikrokristalin selulosa yang diuji yaitu rendemen, uji organoleptik /sensori, uji identifikasi, uji kelarutan, uji kadar air, uji kadar abu, uji pH analisis FTIR dan analisis XRD Hasil penelitian menunjukkan mikrokristalin yang dihasilkan dari perbedaan jenis sampel dan perlakuan isolasi mikrokristalin selulosa memenuhi persyaratan British Pharmacopeia kecuali pada kadar air kadar abu dan nilai organoleptik. Namun hasil menunjukan bahwa mikrokristalin selulosa yang dihasilkan dari rumput laut dan residu alginat dengan masing-masing metode hidrolisis asam maupun enzim memiliki sedikit kemiripan dengan mikrokristalin selulosa komersial yaitu Avicel PH 101. Hasil menunjukan bahwa mikrokristalin selulosa residu ekstraksi alginat dengan perlakuan hidrolisis enzim lebih mendekati sampel kontrol (Avicel PH 101) jika dibandingkan dengan mikrokristalin selulosa yang dihasilkan dari rumput laut dan metode asam. mikrokristalin selulosa residu ekstraksi alginat dengan perlakuan hidrolisis enzim memiliki hasil rendemen sebesar 35,16 ± 9,02%; pH sebesar 6,6 ± 0,36; kadar air sebesar 2,5 ±1,34%; kadar abu sebesar 5,55 ±0,09 %; Kelarutan sebesar 0,07± 0,02 %. Hasil uji analisis FTIR juga memperlihatkan puncak khas selulosa yaitu 3444,5 cm-1 untuk O-H dan 2907,61 cm-1 untuk C-H, serta memiliki indeks kristalinitas 63,61%. Mikrokristalin selulosa yang dihasilkan residu alginat dengan metode hidrolisis enzim memiliki sedikit memiliki bau, berwarna kuning kecoklatan dan bertekstur kasar.