Gambaran Ketersediaan dan Harga Obat Formularium Nasional (Fornas) Kelas Terapi Psikofarmaka di Sistem e-Catalogue

Main Authors: LULU NUR AZIZAH, Dr. apt. Dwi Endarti, M.Sc.
Format: Thesis
Terbitan: S1 FARMASI Universitas Gadjah Mada , 2022
Subjects:
Online Access: http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/208459
Daftar Isi:
  • Pemerintah dalam menjamin ketersediaan obat, pengendalian harga serta mutu dari obat dengan menerapkan kebijakan pemberlakuan sistem e-catalogue dengan daftar item yang mengacu pada Formularium Nasional. Akan tetapi, selama pemberlakuan sistem e-catalogue masih ditemukan permasalahan terkait ketersediaan dan harga obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketersediaan obat Formularium Nasional kelas terapi psikofarmaka pada sistem e- catalogue, mengetahui variasi harga obat psikofarmaka pada tiap regional di sistem e-catalogue, dan membandingan harga obat psikofarmaka di e-catalogue dengan External Reference Price (ERP). Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif observasional melalui pendekatan cross-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan observasi pada daftar obat Formularium Nasional (Fornas) 2019, laman e- catalogue obat tahun 2020, dan External Reference Price (harga referensi eksternal).Hasil dari penelitian ini menunjukkan presentase ketersediaan obat Formularium Nasional kelas terapi psikofarmaka pada sistem e-catalogue sebanyak 55,93%. Hasil penelitian terkait variasi harga obat Fornas kelas terapi psikofarmaka di sistem e-catalogue dari 33 item obat yang tayang sebanyak 6 item (18,2%) obat memiliki harga yang sama pada tiap regional dan 27 item (81,8%) lainnya memiliki perbedaan harga, dengan rerata presentase deviasi minimum sebesar 2,49% dan rerata presentase deviasi maksimum sebesar 0,79% terhadap median harga. Selain itu, berdasarkan hasil analisis data perbandingan harga obat psikofarmaka di sistem e-catalogue dengan ERP, dari sisi buyer sebanyak 8 item (44,4%) memiliki harga yang lebih mahal dan dari sisi supplier sebanyak 2 item (37,5%) memiliki harga yang lebih mahal. Penelitian ini menunjukkan bahwa masih dibutuhkan upaya untuk merasionalkan harga obat yang ada di Indonesia. Diharapkan pemerintah dan pihak yang terkait dapat melakukan evaluasi pengadaan obat melalui sistem e- catalogue agar tercapainya penetapan harga yang rasional sehingga kebutuhan obat pada fasilitas kesehatan dapat terpenuhi dengan baik.