PENYELESAIAN PERCERAIAN DI MAHKAMAH SYAR’IYAH KUALA SIMPANG ACEH TAMIANG DALAM PERSPEKTIF UNDANG- UNDANG NO. 7 TAHUN 1989

Main Author: Muhammad Kamalin,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.uin-suska.ac.id/9614/1/2012_2012219AH.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/9614/
Daftar Isi:
  • Skripsi ini berjudul Penyelesaian Perceraian di Mahkamah Syar’iyah Kuala Simpang Aceh Tamiang Dalam Perspektif Undang-undang No.7 Tahun 1989. adapun permasalahan yang ada dalam skripsi ini adalah bagaimana langkah-langkah penyelesaian perceraian di Mahkamah Syar’iyah Kuala Simpang Aceh Tamiang, bagaimana penyelesaian pereceraian dimahkamah Syar’iyah Kuala Simpang Aceh Tamiang dalam perspektif undang-undang no.7 tahun 1989, dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap penyelesaian perceraian di mahkamah Syar’iyah Kuala Simpang Aceh Tamiang. Penelitian ini berlokasi di Mahkamah Syar’iyah Kuala Simpang Aceh Tamiang, Jl. Ir. H. Juanda Kecamatan Karang Baru Kota Kuala Simpang Aceh Tamiang. Tujuan yang hendak dicapai dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui penyelesaian perceraian di Mahkamah Syar’iyah Kuala Simpang Aceh Tamiang Dalam Perspektif Undang-undang No.7 Tahun 1989. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi literatur. Metode penulisan skripsi ini adalah Deduktif, Induktif dan Deskriptif terhadap data Primer dan Sekunder. Berdasarkan hasil peneliatian penulis, fenomena yang ada di Kuala Simpang Aceh Tamiang, mengenai penyelesaian perceraian dimahkamah Syar’iyah Kuala Simpang Aceh Tamiang Dalam Perspektif Undang-undang no.7 Tahun1989, bahwa undang-undang no.7 tahun 1989 pasal 66 menyebutkan seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya menganjurkan permohonan kepada pengadilan untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak. Sedangkan dalam Islam perceraian itu tidak mesti didepan hakim, menurut tinjauan hukum Islam tak ada ketentuan sahnya perceraian didepan pengadilan karna seolah-olah adanya pembeda antara aktifitas di Mahkamah Syar’iyah dengan yang ada dalam tinjauan hukum Islam. Untuk itu cerai talak harus didepan pengadilan supaya perceraian dapat tertib dan dipenuhi syarat-syarat, andai kata tidak demikian banyaklah perceraian yang tidak terdata dan sembarangan.