MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG ORANG TUANYA BERPROFESI SEBAGAI GURU PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA SE KECAMATAN TAPUNG HILIR KABUPATEN KAMPAR

Main Author: PG Septi Nurrohim,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
SMA
Online Access: http://repository.uin-suska.ac.id/8396/1/2013_2013735PIPS-E.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/8396/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Motivasi Belajar Anak Guru Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas Se Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar. Subyek dalam penelitian ini adalah anak guru yang bersekolah di Kecamatan Tapung Hilirsedangkan obyeknya adalah motivasi belajar pada mata pelajaran ekonomi. Populasi penelitian ini adalah semua anak guru yang berada di Kecamatan Tapung Hilir yang berjumlah 18 orang. Pengumpulan data tentang motivasi belajar dilakukan dengan pembagian angket dan teks wawancara. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 September 2012 sampai dengan 13 Oktober 2012, kemudian dilanjutkan kembali 17 Desember 2012 sampai dengan 31 Desember 2012. Setelah data terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk analisis deskriftif kuantitatif. Data disajikan dengan menggambarkan data dengan apa adanya dengan menginterprestasikan frekuensi dan persentase alternatif jawaban pada angket. Motivasi belajar dikategorikan menjadi lima bagian yaitu: Sangat Baik, Baik, Kurang Baik, Tidak Baik, Sangat Tidak Baik. Dikatakan atau disimpulkan motivasi belajar itu Sngat Baik jika persentase akhir mencapai angka 81-100%, disimpulkan Baik jika persentase akhir mencapai 61- 80%, disimpulkan Kurang Baik jika persentase akhir mencapai 41-60%, disimpulkan Tidak Baik jika persentase akhir mencapai 21-40%, disimpulkan Sangat Tidak Baik jika persentase akhir mencapai 0-20 % . Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar anak guru pada mata pelajaran ekonomi di sekolah menengah atas se kecamatan tapung hilir kabupaten kampar “cukup baik” ditunjukkan dengan persentase hanya 44 %. Kesimpulan ini bisa terjadi karena faktor intern dan ekstren anak itu sendiri.