PENGARUH PENERAPAN STRATEGI HIGHER ORDER THINKING (HOT) DENGAN METODE COLLABORATIVE LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI I TAMBANG KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

Main Author: Rosidah,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
SMP
Online Access: http://repository.uin-suska.ac.id/6794/1/FM.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/6794/2/BAB%20I.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/6794/3/BAB%20II.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/6794/4/BAB%20III.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/6794/5/BAB%20IV.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/6794/6/BAB%20V.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/6794/7/EM.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/6794/
Daftar Isi:
  • Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP Negeri I Tambang Kabupaten Kampar melalui penerapan Strategi Higher Order Thinking (HOT) dengan Metode Collaborative learning dalam pembelajaran Matematika. Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen dengan Nonequavalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri I Tambang tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 181 orang siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Dalam hal ini, kelas VIII 2 sebagai kelas kontrol dan kelas VIII 1 sebagai kelas eksperimen yang menerapkan strategi Higher Order Thinking dengan metode Collaborative Learning. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, dokumentasi, dan test. Adapun Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan test-t melalui uji persyaratan normalitas data menggunakan uji Liliefors dan homogenitas data menggunakan uji F. Hasil uji hipotesis data pretest kelas kontrol dan eksperimen didapat thitung sebesar 0,18 dan 2,02. Maka, besar thitung dibandingkan ttabel pada taraf signifikan 5% adalah 0,18< 2,02 atau thitung < ttabel maka tidak ada perbedaan, berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan. Setelah perlakuan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen yaitu 69,40 yang lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 52,20. Berdasarkan hasil dari perhitungan tes-t diperoleh thitung = 4,41, dengan a = 0,05 dan df = 38 dari daftar distribusi diperoleh ttabel = 2,02. Dari perhitungan didapat thitung = 4,41 jelas berada pada daerah penerimaan Ha. Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang belajar melalui penerapan strategi Higher Order Thinking dengan metode Collaborative Learning dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Karena adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas kontrol dengan siswa kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh penerapan strategi Higher Order Thinking dengan metode Collaborative Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.