MAKNA KATA WAILDALAM AL-QUR’AN (Study Tafsir al-Munir)
Main Author: | Muhammad Taufik, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uin-suska.ac.id/6472/1/FM.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6472/2/BAB%20I.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6472/3/BAB%20II.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6472/4/BAB%20III.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6472/5/BAB%20IV.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6472/6/BAB%20V.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6472/7/EM.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6472/ |
Daftar Isi:
- Skripsi yang berjudul: “Makna Kata Wail Dalam al-Qur’an (StudiTafsir alMunir),yangditulisoleh Muhammad Taufikmembahastentangmakna kata wail. Wailmerupakansalahsatubentukistilahpenyiksaan yang diterimamanusiaketikadi duniaberupakegelisahanterus-menerus, danpenyesalan di kemudianhari. Ada beberapabentukpenggunaanwail,sepertiwail sebagaimetaforauntukmenunjukkanbesarnyasebuahcelaan, mengungkapkanbetapaperilakutertentubetul-betuljelek, buruk, terceladanbejat.Adapun metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Tafsîr Maudhu’I, dengan mengfokuskan kepada kitabTafsir al-Munir Aqidah Syari’ah Manhaj, yaitu sebuah karya tafsir kontemporer bercorak fiqhi adabu alIjtima’i.Setelah melakukan penelitian, dapat diketahui bahwa penggunaan kata wail dalam al-Qur’an bertujuan untuk menggambarkan kecelakaan atau kebinasaan yang sedang dialami atau akan dialami. Pengarang tafsir al-Munir menyatakan bahwa wail adalah: Celaka atau kecelakaan, malapetaka, kesengsaraan, binasa, sial, kebinasaan, azab, siksa, kehinaan, neraka jahannam. Kemudian, kata wail ditujukan kepada orangorang yang mendustai Allah dan rasul-Nya, kepada pengumpat, orang-orang yang lalai dalam shalatnya dan riya’ dan orang-orang yang banyak berdusta di dalam perkataannya. Seseorang akan celaka jika ia banyak berdusta atas perkataannya, mengingkari ayat-ayat Allah dan berdosa atas perbuatannya terhadap ayat-ayat, menolak kebenaran yang didatangkan oleh Allah dan mempertahankan kebatilan mereka.Penolakan dan pembangkangan mereka terhadap kebenaran ini dengan sikap seakan-akan kebenaran itu tak sampai ketelinga mereka, Allah menghadapi sikap mereka itu dengan penghinaan, pemburukan, ancaman, dan adzab yang pedih, berupa kecelakaan besar dan kebinasaan