“TUA ADAB DARI PADA ILMU” RETROSPEKSI DIRI PADA JAMA’AH SULUK TAREKAT NAQSYABANDIYAH
Main Author: | Deksi Ji Fenny, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uin-suska.ac.id/6363/1/FM.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6363/2/BAB%20I.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6363/3/BAB%20II.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6363/4/BAB%20III.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6363/5/BAB%20IV.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6363/6/BAB%20V.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6363/7/EM.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6363/ |
Daftar Isi:
- Lanjut usia sering kali ditandai dengan adanya penurunan baik itu fisik maupun psikologisnya. Namun, ada hal lain yang meningkat pada masa ini yaitu adanya kemantapan beragama. Kekhawatiran terhadap kematian, sering dianggap sebagai salah satu dorongan terhadap komitmen keagamaan. Kekhawatiran akan kematian muncul ketika seseorang telah mendekati usia lanjut. Orang akan berubah menjadi lebih dekat pada agamanya untuk menenangkan diri. Salah satu kegiatan keagamaan yang mayoritas diikuti oleh lanjut usia di Kabupaten Rokan Hulu khususnya di Kecamatan Kepenuhan adalah suluk. Melalui kegiatan suluk ini lanjut usia merenungi kehidupannya (life review) kemudian melakukan retrospeksi diri menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena suluk pada lanjut usia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan teknik wawancara langsung. Subyek penelitian berjumlah 12 orang yang berusia diatas 60 tahun dengan teknik pengambilan sampel berdasarkan teknik Snow bowling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada berbagai hal yang melatar belakangi lanjut usia mengikuti suluk. Lanjut usia yang mengikuti suluk menemukan adanya manfaat dan pencapaian-pencapaian tertentu dalam aspek kognitif, afektif, dan konatif. Dimana manfaat dan pencapaian pencapaian tersebut merupakan wujud dari peranan adab-adab suluk. Melalui adab-adab suluk, salik dituntun untuk berperilaku sesuai dengan aturan-aturan eksoteris agama islam (syariat) sekaligus aturan-aturan esoteris agama islam (hakikat). “Tua adab dari pada ilmu” menjadi dasar para salik dalam menjalankan suluk. Dengan mematuhi adab-adab suluk serta adanya bimbingan dari mursyid menjadikan para salik memperoleh ilmu sehingga menjadikan salik lebih terarah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.