MAKNA ISTIQOMAH DALAM AL-QUR’AN ( Kajian Terhadap Penafsiran Imam Ibnu Katsir, Imam Al-Maraghi, Buya Hamka)
Main Author: | Feri Fatul IstiKomah, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uin-suska.ac.id/6295/1/FM.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6295/2/BAB%20I.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6295/3/BAB%20II.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6295/4/BAB%20III.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6295/5/BAB%20IV.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6295/6/BAB%20V.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6295/7/EM.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/6295/ |
Daftar Isi:
- Skripsi ini berjudul: “ Makna Istiqomah Dalam al-Qur’an (Kajian Terhadap Penafsiran Ibnu Katsir, al-Maraghi, dan Buya Hamka)”. Adapun yang melatar belakangi penelitian ini adalah bahwa masih banyak di kalangan umat islam yang belum mengetahui secara keseluruhan apa itu istiqomah dan bagaimana cara mengaplikasikannya dalam kehidupan. Kata istiqomah terulang sebanyak 10 kali serta sekali dalam bentuk sifat dalam al-Qur’an yaitu surah at-Taubah ayat 7, Yunus ayat 89, Hud ayat 112, Fushilat ayat 6 dan 30, as-Syura ayat 15, al-Ahqaf ayat 13, Al-Jinn ayat 16, dan At-Takwir ayat 28. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penafsiran ayat istiqomah menurut imam Ibnu Katsir, Al-Maraghi, dan Buya Hamka. Penelitian ini mengggunakan menggunakan penelitian kepustakaan bibliographic dengan langkah-langkah sebagai berikut, pertama menentukan jenis penelitian yang akan dilakukan, mengumpulkan data yang diperlukan baik primer maupun sekunder, mengklarifikasi data, membaca, mengutip dan membahas, terakhir menganalisa data sekaligus mengambil satu kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata istiqomah adalah kata Jami’ ( mengandung pengertian luas) yang diterapkan dalam segenap ajaran agama Islam. Kemudian di landasi dengan niat hati, ucapan (lisan), dan perbuatan (anggota badan). Dengan sikap istiqomah ini, yaitu berdiri di hadapan Allah diatas hakikat kebenaran dan memenuhi janji, hal ini tercermin dalam firman Allah surah at-Taubah ayat 7, sedangkan dalam surah Fushilat ayat 30, al-Ahqof ayat 13 tentang balasan orang mukmin yang tetap teguh bahwa Allah Rabb mereka, sedangkan surah as-Syura ayat 15 mencerminkan risalah semua Nabi agar menyatukan jalan menuju Allah. Sedangkan al-Jinn ayat 16, mencerminkan keutamaan orang yang berlaku lurus dalam agama Islam akan di berikan kemudahan di dunia.