Daftar Isi:
  • Resiliensi merupakan kemampuan individu dalam mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan, mampu bertahan dalam keadaan tertekan dan dalam kesengsaraan atau trauma yang terjadi dalam hidupnya. Resiliensi membuat atlit penyandang tunadaksa tidak menjadikan kekurangan fisik sebagai hambatan untuk tetap berprestasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dinamika resiliensi pada atlit penyandang tunadaksa. Kecelakaan yang menyebabkan atlit menyandang tunadaksa menimbulkan respon negatif seperti trauma, down, shock, rendah diri, tidak percaya diri dan panik untuk itu atlit penyandang tunadaksa membutuhkan resiliensi untuk dapat mengatasi masalah dan dapat terus menjadi atlit setelah terjadinya kecelakaan. Informan dalam penelitian ini merupakan atlit penyandang yang berjumlah 7 informan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Keabsahan dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data triangulasi sumber data diperoleh dari orangtua, istri dan suami informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi pada atlit penyandang tunadaksa terbentuk dari respon positif dalam diri atlit yaitu regulasi emosi, pengambilan dikmah dari tunadaksa yang dimiliki, adaptasi, penerimaan diri, optimis dan keyakinan diri. Resiliensi atlit penyandang tunadaksa bersumber dari dalam diri, keluarga dan teman seprofesi. Resiliensi dapat membantu atlit penyandang tunadaksa untuk mengatasi masalah yang dimiliki akibat ketunadaksaan yang dimiliki dan memberikan keteguhan keyakinan atlit untuk tetap menjadi atlit penyandang tunadaksa dengan melakukan pembuktian diri dengan tercapainya prestasi dalam bidang olahraga baik pada tingkat daerah, Nasional maupun Internasional.