Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa tentang kemampuan berempati guru pembimbing dalam layanan konseling individual. Dari pengamatan awal di lapangan, peneliti menemukan gejala-gejala sebagai berikut: (1) Masih ada siswa kurang berminat untuk berkonsultasi dengan guru pembimbing karena takut permasalahannya diketahui oleh orang lain. (2) Masih ada siswa yang kurang berminat untuk berkonsultasi dengan guru pembimbing karena mereka takut dimarahi. (3) Masih ada siswa beranggapan bahwa guru pembimbing tidak bisa merasakan apa yang mereka rasakan. (4) Masih ada siswa berfikir bahwa guru pembimbing hanya bisa memarahi ketika siswa mengalami masalah di dalam belajar. (5) Masih ada siswa beranggapan bahwa guru pembimbing tidak ada rasa saling berbagi kepada siswa yang bermasalah. (6)Masih ada siswa beranggapan bahwa guru pembimbing tidak bisa menghargai dan memahami permasalahan yang dihadapinya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMAN 2 Tambang yang pernah mengikuti layanan konseling individual. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kemampuan berempati guru pembimbing dalam layanan konseling individual. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 60 siswa, setelah dilakukan pengambilan sampel 50% dengan cara random sampling (pengambilan sampel secara acak ) maka didapatlah sampel sebanyak 30 siswa. Untuk pengumpulan data digunakan angket, data angket dianalisis dengan persentase yang kemudian disimpulkan secara deskriptif kuantitatif dan ditambah dengan wawancara terhadap guru pembimbing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang kemampuan berempati guru pembimbing dalam layanan konseling individual tergolong dalam kategori “positif”. Karena angka persentase yang diperoleh adalah 67,77% yang terletak pada kategori 61-80% (positif). Kata kunci : Persepsi, Kemampuan Berempati, Konseling Individual.