Analisis Teknis Dan Ekonomi Pemanfaatan Gas Metana Sebagai Bahan Bakar Pengganti Pada Cogeneration System (Studi Kasus PT. Arya Rama Prakarsa Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau)

Main Author: erdianto, -
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.uin-suska.ac.id/28316/1/File%20Lengkap%20Kecuali%20Hasil%20Penelitian.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/28316/2/File%20Hasil%20Penelitian%20%28BAB%20IV%29.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/28316/
Daftar Isi:
  • Erdianto (2020):Analisis Teknis Dan Ekonomi Pemanfaatan Gas Metana Sebagai Bahan Bakar Pengganti Pada Cogeneration System (Studi Kasus : PT. Arya Rama Prakarsa Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau) ndonesia merupakan negara yang memiliki perkebunan sawit terluas di dunia, dari jumlah banyaknya perkebunan kelapa sawit di Indonesia memiliki Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang mempunyai potensi pemanfaatan limbah cair menjadi biogas sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dengan minimal potensi 1 MW. Dari potensi yang ada ini timbul masalah baru yakni kurang maksimalnya pemanfaatan gas metana sebagai bahan bakar gas engine PLTBg, hal ini terjadi pada PLTBg Rantau Sakti dengan kapasitas produksi gas metana rata-rata sebesar 15.750 m3/hari hanya digunakan sebagai bahan bakar gas engine sebesar 1.910,55 m3/hari sehingga gas metana surplus sebesar 13.844,5 m3/hari. Sehinga surplus gas metana ini akan digunakan sebagai bahan bakar pengganti cangkang pada boiler pembangkit cogeneration system untuk menghasilkan steam dan listrik pada pabrik kelapa sawit PT. Arya Rama Prakarsa. Sehingga cangkang yang telah digantikan dapat dijual untuk menambah pendapatan dalam aspek ekonomi. Dengan metode cogeneration system, surplus gas metana sebesar 13.844,5 m3/hari atau 692,225 m3/jam mampu menghasilkan steam sebesar 7.442,74 kg/jam, kalor yang dihasilkan boiler sebesar 5.513,61 kW, daya turbin sebesar 392,07 kW, daya listrik sebesar 359,92 kW, dan potensi cangkang yang dapat digantikan sebesar 1.057,26 kg/jam dengan harga cangkang Rp 500/kg. Dengan melakukan analisis aspek ekonomi pembangunan sistem pemanfaatan gas metana dengan cogeneration system maka didapat life cycle cost (LCC) sebesar Rp 6.132.320.492,44, LCoE sebesar Rp 3.734,35/kWh, nilai NPV sebesar Rp 74.685.044.060,18, PBP sebesar 1,4 tahun dan nilai IRR sebesar 23,35 %. Serta analisis dari perhitungan emisi pembakaran gas metana dan penggantian bahan bakar cangkang didapatkan pengurangan emisi sebesar 68.901,9 tCO2/tahun.