Analisis Semiotika Body Shaming Dalam Film The Greatest Showman

Main Author: Desvy Yarni, -
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.uin-suska.ac.id/23978/1/BAB%20V%20BARU.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/23978/2/SKRIPSI%20GABUNGAN.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/23978/
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Nama : Desvy Yarni Jurusan : Ilmu Komunikasi Judul : Analisis Semiotika Body Shaming Dalam Film The Greatest Showman Film The Greatest Showman merupakan salah satu film drama musikal yang masuk dalam 5 film drama musikal terlaris sepanjang masa. Film yang mengangkat cerita tentang perjalanan terbentuknya sebuah sirkus untuk pertama kali ini menggunakan manusia untuk menjadi pemeran dalam pertunjukan sirkus tersebut. Tetapi dalam film tersebut ditemukan bullying berupa body shaming dalam bentuk verbal dan non verbal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui body shaming dalam film The Greatest Showman. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode semiotika model Roland Barthes yang dilihat dari denotasi dan konotasi. Hasil penelitian mengungkapkan dalam film The Greatest Showman terdapat adegan body shaming verbal dan non verbal. Body shaming verbal merupakan bentuk penghinaan secara fisik yang ditandai dengan ucapan yang dalam film ini direpresentasikan dengan bentuk dan ukuran tubuh shaming (Jelek, Orang Aneh, Aneh, Kolonel Kecil, Kecil, Tak Begitu Tinggi, Aneh, Orang Aneh), Rambut tubuh/tubuh berbulu shaming (Nona Berjanggut) dan Skinny/thin shaming (Si Kurus). Sedangkan body shaming non verbal merupakan bentuk penghinaan pada fisik seseorang yang ditandai dengan tindakan yang dalam film ini direpresentasikan dengan bentuk tindakan (Tatapan, Tatapan, Menertawakan, Tatapan, Menyorakkan, Menyorakkan). Kata Kunci: Analisis Semiotika Roland Barthes, body shaming, Film The Greatest Showman