ALASAN BALAMO-LAMO MASO BATUNANGAN PADA MASYARAKAT ADAT NAGARI MAEK KEC. BUKIK BARISAN KAB. LIMA PULUH KOTA DITINJAU MENURUT HUKUM ISLAM

Main Author: GUSMILA, -
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.uin-suska.ac.id/22081/1/GABUNG.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/22081/2/BAB%20IV.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/22081/
Daftar Isi:
  • ABSTRAK GUSMILA (2019): ALASAN BALAMO-LAMO MASO BATUNANGAN PADA MASYARAKAT ADAT NAGARI MAEK KEC. BUKIK BARISAN KAB. LIMA PULUH KOTA DITINJAU MENURUT HUKUM ISLAM Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Nagari Maek Kec. Bukik Barisan Kab. Lima Puluh Kota yang banyak menimbulkan persoalan yang tujuannya untuk kemaslahatan dan juga banyak menimbulkan kemudhoratan yang perlu untuk dikaji lebih lanjut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa alasan balamo-lamo maso batunangan pada masyarakat di Nagari Maek Kec. Bukik Barisan Kab. Lima Puluh Kota, Apa hal-hal yang ditimbulkan dari balamo-lamo maso batunangan pada masyarakat di Nagari Maek Kec. Bukik Barisan Kab. Lima Puluh Kota, dan Bagaimana tinjauan hukum Islam mengenai balamo-lamo maso batunangan pada masyarakat di Nagari Maek Kec. Bukik Barisan Kab. Lima Puluh Kota. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dilakukan di Nagari Maek Kec. Bukik Barisan Kab. Lima Puluh Kota. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 orang yang terdiri dari 20 orang yang melakukan balamo-lamo maso batunangan, 10 orang tua pelaku balamo-lamo maso batunangan dan 2 orang niniak mamak. Jumlah sampel yang diambil yaitu 16 orang yang terdiri dari 10 orang yang melakukan balamo-lamo maso batunangan, 4 orang tua pelaku balamo-lamo maso batunangan dan 2 orang niniak mamak dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa balamo-lamo maso batunangan yang terjadi pada masyarakat adat Nagari Maek Kec. Bukik Barisan Kab. Lima Puluh Kota banyak menimbulkan dampak negatif dari pada dampak positif. Kebiasaan masyarakat adat Nagari Maek Kec. Bukik Barisan Kab. Lima Puluh Kota merupakan ‘urf fasid yaitu ‘urf tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan syara’ (Al-qur’an dan hadits), untuk itu balamo-lamo maso batunangan yang menimbulkan kemaksiatan sebaiknya ditinggalkan karena tidak sesuai menurut hukum Islam. Kata kunci : Batunangan (khitbah)