AKINNAH DAN WAQR MENURUT IBNU KATSIR (701-774 H) DAN HAMKA (1326-1401 H) (STUDI KOMPARATIF)

Main Author: SRI AYU DEWI, -
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.uin-suska.ac.id/21814/1/SKRIPSI%20SRI%20AYU%20DEWI.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/21814/2/BAB%204.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/21814/
Daftar Isi:
  • Skripsi yang berjudul “Akinnah dan waqr menurut Ibnu Katsir dan Hamka (Studi Tafsir Komperatif)” di tulis oleh: Sri Ayu Dewi pada Fakultas Udhuluddin UIN SUSKA Riau, mencoba memaparkan makna akinnah dan waqr di dalam Al-Qur’an. Akinnah dan waqr ini adalah sebuah simbol yang Allah berikan kepada orang-orang yang menolak kebenaran, yang mana Allah letakkan dihati dan telinga mereka semacam tutupan yang menghalangi mereka dari menerima kebenaran. Penelitian ini membandingkan dua kitab pemikiran ulama, yakni dari kalangan ulama tafsir klasik dan kontemporer, yaitu Ibnu Katsir dan Hamka. Untuk mewujudkan hal ini, maka langkah-langkah yang penulis lakukan mengikuti prosedur yang telah digariskan berkenaan dengan metode muqaranah (komperatif) yakni metode yang membandingkan pendapat mufassir. Lalu menafsirkan ayat-ayat tersebut dengan kitab-kitab para masing-masing mufassir yakni Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim dan Al-Azhar. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang menggunakan sumber/rujukan berupa kitab, buku, jurnal, majalah dan sebagainya. akinnah dan waqr ini adalah sesuatu yang berkatian dengan hati dan telinga yang mana akinnah adalah tertutupnya hati dan waqr adalah tertutupnya telinga dan hal ini berkaitan dengan kebenaran yaitu dimana Allah memberikan tutupan pada hati dan telinga orang-orang yang menolak kebenaran. Setelah penulis mengadakan penelitian dapatlah disimpulkan bahwa ada perbedaan antara Ibnu Katsir dan Hamka dalam memahami dua kata ini yaitu akinnah dan waqr yakni Ibnu Katsir memahami akinnah adalah hati yang tertutup yang konteksnya adalah al-Qur’an sedangkan Hamka memahaminya akinnah adalah hati tertutup yang konteksnya lebih umum yaitu kebenaran, namun dalam memahami waqr keduanya memiliki sedikit persamaan, yaitu sama-sama memahami telinga tertutup dalam konteks tertutup dari mendengar al-Qur’an.