Daftar Isi:
  • Kota Pekanbaru saat ini sedang mengalami defisit energi listrik, hal ini ditunjukan dengan meningkatnya permintaan energi listrik setiap tahunnya. Pada Tahun 2017 total permintaan energi listrik untuk semua sektor sebesar 1.715.827,1 MWh sedangkan kapasitas yang terpasang hanya 275,9 MW. Untuk mengatasi defisit energi listrik tersebut, maka PLN Kota Pekanbaru melalui jaringan interkoneksi. Penelitian ini bertujuan untuk memproyeksi permintaan energi listrik dan penyediaan energi listrik di Kota Pekanbaru untuk lima tahun kedepan. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak LEAP (Long-range Energy Alternative Planing System) dengan menggunakan Metode skenario BAU (Bussines As Usual). Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa total permintaan energi listrik dari tahun 2018-2022 mengalami peningkatan dari 1.810.699,4 MWh menjadi 2.617.672,3 MWh. Dan untuk proyeksi penyediaan energi listrik di Kota Pekanbaru ditahun 2018-2022 juga mengalami peningkatan dari 1.810,7 MW menjadi 2.389,7 MW dengan di suplai oleh pembangkit PLTA, PLTU, PLTG, dan PLTMG, dan untuk tahun 2022 akan ditambahkan PLTSa yang bertujuan untuk membantu kapasitas pembangkit yang telah ada dalam memenuhi permintaan energi di Kota Pekanbaru. Untuk elastisitas energi di wilayah Kota Pekanbaru menunjukkan angka rata-rata 0,7. Angka tersebut menunjukkan bahwasanya Kota Pekanbaru telah menggunakan energi listriknya sudah produktif dalam memanfaatkan energi yang tersedia di daerahnya. Kata Kunci : Energi listrik, LEAP, Proyeksi Permintaan, Proyeksi Penyediaan, Skenario BAU.