CITRA POLRES KEPULAUAN MERANTI PADA KASUS MERANTI BERDARAH AGUSTUS 2016 DI MASYARAKAT SELATPANJANG KOTA
Daftar Isi:
- Tindakan negatif berupa perkelahian dan penganiayaan yang melibatkan personel Polres Kepulauan Meranti pada kasus Meranti Berdarah mempengaruhi citra polisi di masyarakat Selatpanjang Kota. Hal ini dikarenakan tindakan yang dilakukan personel Polres Kepulauan Meranti tidak sesuai dengan citra yang disandangnya, yaitu pengayom, penjaga keamanan dan penegak hukum dalam masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui citra Polres Kepulauan Meranti pada kasus Meranti Berdarah Agustus 2016 di masyarakat Selatpanjang Kota. Metode Penelitian ini adalah kuantitatif, dengan teknik analisis deskriptif persentase, dengan sampel sebanyak 100 responden. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan oleh peneliti setelah melalui beberapa tahapan penghitungan persentase, maka didapat skor sebesar 41,99%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa citra Polres Kepulauan Meranti pada kasus Meranti Berdarah Agustus 2016 di masyarakat Selatpanjang Kota temasuk dalam kategori kurang baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu identitas fisik berupa tanggung jawab lembaga kepolisian sebagai penjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum. Kedua, identitas nonfisik berupa perilaku personel Polres Kepulauan Meranti, nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh personel Polres Kepulauan Meranti. Ketiga, indikator kualitas hasil, mutu dan pelayanan Polres Kepulauan Meranti pada Kasus Meranti Berdarah. Keempat, Indikator Aktivitas Polres Kepulauan Meranti dan hubungan personel Polres Kepulauan Meranti dengan masyarakat pada Kasus Meranti Berdarah. Kata kunci : Citra, Polres Kepulauan Meranti, Kasus Meranti Berdarah.