ZAKAT HARTA BAGI ORANG YANG BERADA DI BAWAH PERWALIAN

Main Author: Arfi,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.uin-suska.ac.id/187/1/2011_201128.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/187/
ctrlnum 187
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.uin-suska.ac.id/187/</relation><title>ZAKAT HARTA BAGI ORANG YANG BERADA DI BAWAH&#xD; PERWALIAN</title><creator>Arfi, </creator><subject>200 Agama</subject><description>Penelitian ini berjudul &#x201C;Zakat Harta bagi orang yang berada di bawah perwalian&#xD; Menurut Imam Abu Hanifah&#x201D; Latar belakang lahirnya keinginan untuk meneliti judul ini adalah&#xD; dikeranakan adanya simpang siur pemahaman masyarakat tentang zakat harta orang-orang&#xD; yang berada dalam perwalian, apakah ada kewajiaban atau tidak. Sebab potensi harta&#xD; kekayaan orang yang berada dalam perwalian memiliki potensi yang sama dengan orang yang&#xD; dewasa dalam membantu fakir miskin untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih layak.&#xD; Setelah penulis teliti dari pandangan para ulama fikih dalah permasalahan ini, ada perbedaan&#xD; pandangan seperti, Imam Abu Hanifah berbeda pendapat dengan jumhur ulama dan madzhab&#xD; yang tiga (Maliki, Syafi&#x2019;i, dan Hambali) tentang Zakat Harta bagi orang yang di bawah&#xD; perwalian (zakat harta anak kecil dan orang gila). Menurut Imam abu Hanifah bahwa zakat&#xD; tidak dibebankan kepada harta anak kecil dan orang gila karena keduanya tidak mukallaf&#xD; sementara zakat adalah ibadah mahdhah yang membutuhkan niat, sementara anak kecil dan&#xD; orang gila belum memilki niat tersebut. Sementara Imam Maliki, Syafi&#x2019;i, dan Hanbali&#xD; mewajibkannya karna zakat tidak hanya berkaitan dengan ibadah tapi merupakan hak harta&#xD; bagi fakir miskin yang wajib dikeluarkan dari kekayaan harta para muzakki. Di samping&#xD; keumuman ayat dan hadits tentang kewajiban zakat menjadi dalil yang digunakan oleh&#xD; mereka.&#xD; Oleh karna itu penulis ingin melihat sejauh mana argumentasi dan dalil-dali yang&#xD; digunakan oleh Imam Abu Hanifah dalam menguatkan pendapatnya dalam masalah tersebut.&#xD; Pada hal zakat merupakan ibadah m&#xE2;liyah ijtima&#x2019;iyyah yang memiliki posisi sangat penting,&#xD; strategis, dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam maupun dari sisi pembangunan&#xD; kesejahteraan umat. Sementara anak kecil dan orang memiliki potensi kekayaan yang besar di&#xD; tengah-tengah masyarakat yang dapat membantu para fakir miskin yang jumlahnya tidak&#xD; sedikit yang membutuhkan uluran tangan dari pemilik harta kekayaan.&#xD; Dalam penyusunan karya ilmiah ini, jenis penelitian yang digunakan adalah&#xD; penelitian content analysis, yaitu suatu teknik yang sistematis untuk menganalisis pesan, yang&#xD; penganalisaannya tidak hanya terpusat pada pesan itu semata, tetapi mencakup masalah&#xD; yang lebih luas dari proses-proses dan efek dari komunikasi. Sedangkan metode&#xD; pengumpulan data penulis lakukan dengan studi kepustakaan (library research) yaitu suatu&#xD; penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan menelaah dan&#xD; membaca sumber-sumber yang mempunyai relevansi dengan judul tesis ini&#xD; Untuk pengolahan data yang sudah diperoleh yang dijadikan sebagai data primer&#xD; adalah sumber dari kitab al-Mabsuth karangan Imam al-syaibani, dan kitab-kitab yang&#xD; bermazhab Hanafi. Adapun data sekundernya yaitu setiap data yang berhubungan dengan&#xD; permasalahan yang sedang dikaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapat imam Abu Hanifah kurang relefan&#xD; untuk diterapkan, karena tidak sesuai dengan tujuan utama disyari&#x2019;atkannya kewajiban zakat.&#xD; Imam Abu Hanifah hanya melihat kewajiban zakat dari segi ibadah mahdhahnya saja&#xD; sementara zakat juga merupakan ibadah sosial untuk kemaslahatan umat. Berdasarkan&#xD; penelitian penulis dari dalil-dalil yang ada dan juga pendapat jumhur fuqaha, maka anak kecil&#xD; dan orang gila tetap dikenakan kewajiban zakat karena sesuai dengan tujuan disyari&#x2019;atkannya&#xD; zakat tersebut, yaitu untuk kemaslahatan kaum du&#x2019;afa&#x2019; dalam meningkatkan kesejahtraan&#xD; hidup mereka. Dikarenakan anak kecil dan orang gila tidak memiliki kemampuan untuk&#xD; mengurusi hartanya, maka wali yang diamanahkan yang bertanggung jawab dalam menjaga,&#xD; mengembangkan, serta mengeluarkan untuk kebutuhan yang bersangkutan dan&#xD; melaksanakan kewajiban zakat.</description><date>2011-12</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uin-suska.ac.id/187/1/2011_201128.pdf</identifier><identifier> Arfi, (2011) ZAKAT HARTA BAGI ORANG YANG BERADA DI BAWAH PERWALIAN. Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. </identifier><recordID>187</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Arfi,
title ZAKAT HARTA BAGI ORANG YANG BERADA DI BAWAH PERWALIAN
publishDate 2011
topic 200 Agama
url http://repository.uin-suska.ac.id/187/1/2011_201128.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/187/
contents Penelitian ini berjudul “Zakat Harta bagi orang yang berada di bawah perwalian Menurut Imam Abu Hanifah” Latar belakang lahirnya keinginan untuk meneliti judul ini adalah dikeranakan adanya simpang siur pemahaman masyarakat tentang zakat harta orang-orang yang berada dalam perwalian, apakah ada kewajiaban atau tidak. Sebab potensi harta kekayaan orang yang berada dalam perwalian memiliki potensi yang sama dengan orang yang dewasa dalam membantu fakir miskin untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih layak. Setelah penulis teliti dari pandangan para ulama fikih dalah permasalahan ini, ada perbedaan pandangan seperti, Imam Abu Hanifah berbeda pendapat dengan jumhur ulama dan madzhab yang tiga (Maliki, Syafi’i, dan Hambali) tentang Zakat Harta bagi orang yang di bawah perwalian (zakat harta anak kecil dan orang gila). Menurut Imam abu Hanifah bahwa zakat tidak dibebankan kepada harta anak kecil dan orang gila karena keduanya tidak mukallaf sementara zakat adalah ibadah mahdhah yang membutuhkan niat, sementara anak kecil dan orang gila belum memilki niat tersebut. Sementara Imam Maliki, Syafi’i, dan Hanbali mewajibkannya karna zakat tidak hanya berkaitan dengan ibadah tapi merupakan hak harta bagi fakir miskin yang wajib dikeluarkan dari kekayaan harta para muzakki. Di samping keumuman ayat dan hadits tentang kewajiban zakat menjadi dalil yang digunakan oleh mereka. Oleh karna itu penulis ingin melihat sejauh mana argumentasi dan dalil-dali yang digunakan oleh Imam Abu Hanifah dalam menguatkan pendapatnya dalam masalah tersebut. Pada hal zakat merupakan ibadah mâliyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi sangat penting, strategis, dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. Sementara anak kecil dan orang memiliki potensi kekayaan yang besar di tengah-tengah masyarakat yang dapat membantu para fakir miskin yang jumlahnya tidak sedikit yang membutuhkan uluran tangan dari pemilik harta kekayaan. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian content analysis, yaitu suatu teknik yang sistematis untuk menganalisis pesan, yang penganalisaannya tidak hanya terpusat pada pesan itu semata, tetapi mencakup masalah yang lebih luas dari proses-proses dan efek dari komunikasi. Sedangkan metode pengumpulan data penulis lakukan dengan studi kepustakaan (library research) yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan menelaah dan membaca sumber-sumber yang mempunyai relevansi dengan judul tesis ini Untuk pengolahan data yang sudah diperoleh yang dijadikan sebagai data primer adalah sumber dari kitab al-Mabsuth karangan Imam al-syaibani, dan kitab-kitab yang bermazhab Hanafi. Adapun data sekundernya yaitu setiap data yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapat imam Abu Hanifah kurang relefan untuk diterapkan, karena tidak sesuai dengan tujuan utama disyari’atkannya kewajiban zakat. Imam Abu Hanifah hanya melihat kewajiban zakat dari segi ibadah mahdhahnya saja sementara zakat juga merupakan ibadah sosial untuk kemaslahatan umat. Berdasarkan penelitian penulis dari dalil-dalil yang ada dan juga pendapat jumhur fuqaha, maka anak kecil dan orang gila tetap dikenakan kewajiban zakat karena sesuai dengan tujuan disyari’atkannya zakat tersebut, yaitu untuk kemaslahatan kaum du’afa’ dalam meningkatkan kesejahtraan hidup mereka. Dikarenakan anak kecil dan orang gila tidak memiliki kemampuan untuk mengurusi hartanya, maka wali yang diamanahkan yang bertanggung jawab dalam menjaga, mengembangkan, serta mengeluarkan untuk kebutuhan yang bersangkutan dan melaksanakan kewajiban zakat.
id IOS7815.187
institution Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
affiliation ptki.onesearch.id
institution_id 47
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
library_id 4
collection Institutional Repository UIN Sultan Syarif Kasim Riau
repository_id 7815
city KOTA PEKANBARU
province RIAU
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS7815
first_indexed 2019-07-31T02:04:36Z
last_indexed 2019-07-31T02:04:36Z
recordtype dc
_version_ 1674821875351420928
score 17.538404