Daftar Isi:
  • Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang memiliki keandalan.agar sistem jaringan distribusi 20 kV yang langsung terhubung ke pelanggan dapat dinikmati secara kontiniu. Penyulang Pantai Cermin memiliki tingkat kegagalan tertinggi dengan rata-rata 9,33 kali/bulan dan Penyulang Panam dengan rata-rata kegagalan 8,4 kali/ bulan. Laporan kegagalan ini dihitung berdasarkan data PT. PLN (Persero) Rayon Panam tahun 2017.Dalam penelitian ini menggunakan kombinasi metode Section Technique-FMEA dalam menganalisa keandalan dan mengetahui tingkat kritisnya sistem yang menjadi preoritas penanganan khusus oleh PT.PLN (Perero). Berdasarkan perhitungan dan analisa didapatkan indeks pada Penyulang Pantai Cermin dengan nilai SAIFI sebesar 16,7 Kali/tahun, SAIFI sebesar 52,6 Jam/tahun, dan CAIDI sebesar 12,7 Jam/tahun. Dengan hasil indeks tersebut maka Penyulang Pantai Cermin dikatakan tiidak handal dan jauh dari nilai standar PLN. Sedangkan pada Penyulang Panam diperoleh nilai SAIFI 4,4 Kali/tahun, SAIDI 14,4 Jam/tahun, dan CAIDI 9,9 Jam/tahun. Maka Penyulang Panam untuk nilai SAIDI tergolong handal, sedangkan nilai SAIFI dan CAIDI tidak handal. Dari hasil analisis FMEA didapatkan nilai RPN (Risk Preority Number)yang harus menjadi preoritas perbaikan pada sistem jaringan distribusi 20 kV. Pada Penyulang Pantai Cerminterdapat 45% komponen dalam keadaan kritis yang menjadi preoritas perbaikan, yaitu pada tiang listrik, kabel listrik, penangkal petir, jemper dan pelebur. Sedangakn pada Penyulang Panam terdapat 36% komponen dalam keadaan kritis yang harus menjadi preoritas perbaikan yaitu pada jemper, penangkal petir, MCB dan kabel listrik.Kata Kunci : Keandalan Distribusi, SAIFI, SAIDI, CAIDI, Feeder, Sechtion Technique, FMEA, RPN