MODEL KOMUNIKASI HUMAS BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA PEKANBARU DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM REHABILITASI
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya penyalahgunaan narkotika merupakan masalah serius dan fakta yang tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan yang dilakukan aparat penegak hukum. Di antara aparat penegak hukum yang juga mempunyai peran penting terhadap penanganan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika adalah Badan Narkotika Nasional (BNN). Penelitian ini menggunakan teori perkembangan public relations dalam praktiknya terdapat 4 model yaitu model agensi pers atau propaganda, model informasi publik, model asimetris dua arah, dan model simetris dua arah. Penulisan mengunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru yang terletak di Jl. Tengku Zainal Abidin No. 7 Pekanbaru. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan kemudian telah dianalisis komunikasi model ini dilakukan agar masyarakat lebih paham akan hal-hal yang berkaitan dengan rehabilitasi pecandu narkotika dan masyarakat mau untuk mengikuti rehabilitasi penyalahgunaan benda terlarang. Dapat disimpulkan bahwa model komunikasi yang dilakukan oleh pihak BNNK Pekanbaru ini lebih dominan dengan mengunakan model komunikasi asimetris dua arah yakni menjadi mediator atau sebagai penghubung antara masyarakat dan pihak Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Pekanbaru dalam memberikan sosialisasi masalah rehabilitasi kepada masyarkat. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat lebih paham akan hal-hal yang berkaitan dengan rehabilitasi pecandu narkotika dan masyarakat mau untuk mengikuti rehabilitasi penyalahgunaan benda terlarang. Kata Kunci : Agensi Pers, Propaganda, Informasi Publik, Asimetris, Simetris