Daftar Isi:
  • Pola komunikasi akan dianggap tidak efektif apabila hasilnya tidak sesuai dengan target yang diharapkan banyak faktor yang mengakibatkan pola komunikasi dianggap tidak efektif seperti yang terjadi di Pondok Pesantren Dar El Hikmah Pekanbaru. Akibat dari kurangnya interaksi antara pengasuh dengan santri karna kesibukan ustadz yang tidak hanya menjadi pengasuh tetapi juga sebagai staf pengajar ditambah tidak semua pengasuh tingal di lingkungan pondok mengakibatkan santri merasa kurang diperhatian oleh pengasuh ketika diluar proses belajar mengajar sehingga terjadi bentuk pelanggaran kedisiplinan yang kerap dilakukan oleh sebagian santri seperti membolos. Oleh karna itu, perlu adanya pola komunikasi yang efektif antara pengasuh dengan santri dalam mendisiplinkan santri. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi pengasuh Pondok Pesantren Dar El Hikmah Pekanbaru terhadap kedisiplinan santri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teori dalam penelitian ini menggunakan tiga pola komunikasi menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss yaitu; Pola komunikasi linear; Pola komunikasi interaksional dan Pola komunikasi transaksional. Hasil dari penelitian ini, diukur melalui tiga indikator pola komunukasi yaitu Pola komunikasi linear, dianggap tidak efektif karna bentuk komunikasinya satu arah; Pola komunikasi interaksional, dianggap cukup efektif dikarenakan ada ruang untuk santri memberikan respon; Pola komunikasi transaksional, dalam komunikasi ini dianggap efektif karna bentuk interaksi yang dilakukan tidak hanya kepada santri tetapi juga melibatkan orang tua selaku wali santri. Selanjutnya dari keseluruhan data diperoleh pola komunikasi transaksional yang dianggap paling efektif untuk mendisiplinkan sikap sebagian santri yang masi kerap membolos karna menurut pandangan pengasuh banyak keuntungan yang didapat dari komunikasi ini, yakni kurangnya tingkat pelanggaran. Kata Kunci : Pola Komunikasi, Pengasuh, Kedisiplinan, Santri