Daftar Isi:
  • Pemerintah Indonesia dalam hal pemenuhan kuota daging sapi untuk kebutuhan dalam negeri harus melakukan impor daging sapi dikarenakan kebutuhan yang begitu tinggi sedangkan ketersediaan akan daging sapi itu sendiri tidak mencukupi. Hal ini yang membuat harga daging sapi dalam negeri sangat tinggi sehingga memberikan celah kepada kelompok tertentu yang memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan yang lebih besar dengan cara pemalsuan maupun penyampuran daging sapi dengan daging babi yang relatif lebih murah untuk daya beli masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu cara dalam membedakan daging sapi dan babi adalah memanfaatkan teknologi pengolahan citra. Metode HSV digunakan untuk pengenalan ciri-ciri warna, GLCM digunakan dalam pengenalan ciri-ciri tekstur, sedangkan LVQ2 digunakan untuk proses klasifikasi. Data yang dibutuhkan yaitu sebanyak 27 buah data primer, terdiri dari 9 citra daging sapi, 9 citra daging babi dan 9 citra daging oplosan. Sedangkan data sekunder sebanyak 324 buah, terdiri dari 108 citra daging sapi, 108 citra daging babi dan 108 citradaging oplosan. Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode LVQ 2 dan dengan menggunakan kombinasi ekstraksi ciri warna HSV dan ekstraksi ciri tekstur GLCM dapatmengidentifikasi citra daging sapi, citra daging babi dan citra daging oplosan dengan persentase nilai akurasi sebesar 33%.Kata kunci: daging, GLCM, HSV, LVQ 2, pengolahan citra.