Daftar Isi:
  • Pengalaman perceraian orangtua yang dialami oleh remaja mengakibatkan remaja kesulitan dalam mengevaluasi kehidupan mereka secara positif artinya remaja cenderung untuk mencapai subjective well-being yang negatif. Kesulitan remaja dalam mencapai subjective well-being yang ideal bersumber pada ketidakpuasan dirinya dalam kehidupan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran subjective well-being pada remaja yang orang tuanya bercerai. Penelitian ini meggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan jumlah subjek 7 orang remaja yang orangtuanya bercerai. Data diperoleh dengan wawancara yang dilakukan langsung dengan subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan pengalaman yang dialami remaja pasca perceraian orang tuanya berdampak terhadap subjective well-being remaja. Dua dari tujuh subjek yaitu H dan TT mempunyai subjective well-being yang cenderung tinggi, selebihnya yaitu lima subjek yaitu AP, FF, RT, YR dan KR mempunyai subjective well-being yang cenderung rendah. Kata Kunci : Subjective well-being, Remaja, Perceraian Orang Tua