Daftar Isi:
  • Kekerasan fisik, verbal, maupun sosial seringkali diterima oleh narapidana remaja selama proses penegakan hukum maupun saat setelah berada di dalam lembaga pembinaan khusus anak,hal tersebut merupakan pengalaman traumatis yang dialami narapidana remaja. Konsekuensi positif dari trauma tersebut adalah post traumatic growth. Salah satu faktor yang mempengaruhi post traumatic growth adalah optimisme. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan optimisme dengan post traumatic growth pada narapidana remaja. Subjek penelitian adalah 33narapidana remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Pekanbaru. Pengumpulan data menggunakan skalapost traumatic growth dan skala optimisme. Berdasarkan korelasi pearson Diperoleh nilai r=0,777 dan taraf signifikansi 0,000 (p<0,01), dengan demikian hipotesis diterima. Pencapaianpost traumatic growthtidak terlepas dari perjuangan narapidana remaja yang percaya bahwa keadaan buruk yang sedang dialaminya bersifat sementara, sehingga dapat mengubah penderitaan menjadi bentuk keberhasilan, engubah rasa bersalah menjadi motivasi diri kearah yang lebih baik, serta memiliki pandangan yang positif pada dirinya sebagai bentuk optimisme. Narapidana remaja yang memiliki optimisme dalam dirinya akan sekaligus mempengaruhi post traumatic growth. Kata kunci: Optimisme, post traumatic growth, narapidana remaja