PROSPEK PEMASARAN KERAJINAN ROTAN DIPEKANBARU MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Main Author: | Nila Asmita, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uin-suska.ac.id/10782/1/2010_201002EI.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/10782/ |
Daftar Isi:
- Ekonomi Islam adalah Ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Sistem Ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang berorientasi rahmatan lil alamin. Namun dalam perkembangannya, sistem Ekonomi hanya dikenal dalam ruang lingkup yang sempit, yakni hanya pada Bank Syar’iah, Baittumal Bit tamwil dan Asuransi Syari’ah. Padahal ruang lingkup ekonomi itu meliputi sektor riil juga seperti perdagangan. pertanian, maupun industri. Perkembangan di bidang industri sebagai bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang untuk menciptakan struktur perekonomian yang lebih kokoh dan seimbang. Pengembangan struktur industri khususnya industri kecil mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Salah satu industri kecil yang berkembang saat ini adalah kerajinan rotan. Kerajinan rotan merupakan produk unggulan Pekanbaru. Namun dalam perkembangan usaha kerajinan rotan ini mempunyai permasalahan-permasalahan yang harus dicarikan solusinya. Didalam kaedah fiqih yang paling basic dalam konsep Islam ‘al- ashlu fi al mu’amalati al ibaha illa an yadulla dalilun ‘ala tahriimihaa’ (Pada dasamya semua bentuk muamalah / bisnis boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya), menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Adapan problematika dalam usaha kerajinan rotan adalah Bahan baku, dan sumber daya alam. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran kerajinan rotan adalah Produk, Harga, Persaingan, Promosi, Analisis Pasar dan Analisis Konsumen. Adanya krisis ekonomi dan bencana alam yang melanda negara kita sedikit banyak telah mempengaruhi perekonomian Indonesia, baik secara makro maupun mikro ekonomi, namun Industri kecil justru lebih mampu bertahan secara makro ekonomi mampu menyangga perekonomian nasional. Jumlah industri kecil rotan mencapai 43 usaha ternyata mampu menciptakan lapangan kerja dan menampung korban pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan yang terkena krisis, bahkan setelah bencana alam terjadi mereka lebih cepat untuk kembali menggiatkan usahanya.Menurut hemat penulis Industri usaha kerajinan rotan di Pekanbaru sangat cerah, karena dalam Islam jika usaha yang kita jalankan halal, Insya Allah akan berkah.