CONSISTENCY

Main Author: Rahmatika, Kiki
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta , 2017
Subjects:
Online Access: http://journal.isi.ac.id/index.php/invensi/article/view/1806
http://journal.isi.ac.id/index.php/invensi/article/view/1806/534
Daftar Isi:
  • Pada era globalisasi yang makin canggih, manusia dihadapkan pada kemajuan teknologi dankomunikasi yang begitu pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut seharusnya mampu menumbuhkembangkanmanusiamanusiatanpabatas.Akantetapitradisiseringkalimenjaditembokbagipergerakanmanusiabaiksecarapikiranmaupunfisik.Halsepertiinilazimnyadialami olehperempuan, ketika kebebasan tidak dimiliki oleh perempuan. Akan tetapi menyerah bukanlahsebuah pilihan, perempuan harus tetap menyuarakan pikiran dan melakukan pergerakan dengancara mandiri dan bertanggung jawab, karena tembok sekuat apapun tidak akan dapat mengekangpikiran yang ingin terbang bebas. Karya tari Consistency berangkat dari manuskrip Dajang Rindoeyang didekonstruksi. Pada proses panggarapan karya ini, landasan penciptaan yang digunakanadalah dekonstruksi teks, kreativitas dan koreografi. Dekonstruksi teks digunakan untukmenemukan pandangan baru mengenai kebebasan perempuan, sedangkan pendekatan kreativitasdigunakan karena penciptaan karya seni tidak lepas dari proses berpikir dan bekerja secara kreatif.Melalui pendekatan inilah cara berpikir dan cara bekerja secara kreatif akan dibangun. Pendekatankedua adalah koreografi, yang digunakan sebagai landasan dalam mencipta estetika tari yangmeliputi gerak tubuh, komposisi, kesatuan dan harmoni, serta aspek-aspek laku dan visual lainnya.Karya tari Consistency merupakan gambaran tentang keteguhan hati seorang perempuanmendapatkan kebebasannya demi mempertahankan integritas. Kebebasan tersebut didapatkandengan penuh perjuangan karena kebebasan itu sendiri berarti mampu menjalani hidup denganmandiri dan bertanggung jawab. Dalam kehidupan nyata perempuan yang memilki kebebasan sudah jarang yang mampu mandiri dan bertanggung jawab mempertahankan keteguhannya. Ketimpangan dalam hal keteguhan hati inilah yang pada akhirnya melunturkan integritas perempuan.