KECENDERUNGAN EMITEN UNTUK MEMILIH MENYAJIKAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN NILAI WAJAR SETELAH PENERAPAN PSAK 68

Main Authors: Murti, Nugroho Wisnu, Darma, Arief Budhi
Format: Article info application/pdf
Bahasa: ind
Terbitan: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Indonesia Pekanbaru , 2018
Online Access: http://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILANCIA/article/view/71
http://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILANCIA/article/view/71/32
Daftar Isi:
  • This research had conducted to investigate trend of cormporate in Indonesia to implement fair value measurement from International Financial Reporting Standards (IFRS) 13 which was adopted in PSAK 68. We analysed 1.464 data observations of corporates’ financial statements in two years before and after the implementation of PSAK 68 (2013 to 2016). Results showed that there was significant positive trend of fair value disclosure before implementation of PSAK 68 compared to after implementation that standard. Implementation of these standard had positive significant influence on these positive trend. This study provided information to Indonesian Institute of Accountants that fair value disclosure in Indonesia had upward trend in two years after implementation of PSAK 68. Previously, there was no significant differences in one year after the implementation of this standard. Moreover, public accountant quality was measured by public accountant affiliation showed a positive effect in this trend. This result indicated that Indonesia need quality of public accountant based on international public accountant organization to verify fair value disclosure. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kecenderungan emiten untuk lebih memilih menyajian laporan keuangan berdasar nilai wajar atau berdasar biaya historis sejak sepenuhnya mengimplementasikan PSAK 68 yang diadopsi dari IFRS 13. Penelitian ini menganalisis 1.464 data panel berupa laporan keuangan emiten di Indonesia pada masa sebelum dan sesudah penetapan resmi PSAK 68 (1 Januari 2015). Hasil menunjukkan bahwa kecenderungan emiten untuk menyajikan laporan keuangan berdasar nilai wajar dibanding biaya historis, naik signifikan dari dua tahun sebelum penetapan PSAK 68 dibanding setelahnya. Penetapan standar tersebut berpengaruh signifikan meningkatkan kecenderungan emiten untuk lebih memilih menyajikan nilai wajar dibandingkan biaya historis. Informasi ini penting bagi Ikatan Akuntan Indonesia karena penelitian sebelumnya pada masa satu tahun setelah penetapan standar tentang nilai wajar ini ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaaan signifikan trend penyajian nilai wajar oleh emiten yang diharapkan meningkat dengan adanya aturan baru tersebut. Lebih lanjut juga ditemukan bahwa kualitas audit yang diukur dari afiliasi Kantor Akuntan Publik memiliki korelasi positif meningkatkan kecenderungan emiten untuk memilih menyajikan laporan keuangan dengan nilai wajar dibanding dengan biaya historis. Hasil tersebut memberikan indikasi bahwa emiten di Indonesia masih membutuhkan akuntan publik yang memiliki afiliasi dengan akuntan publik asing yang termasuk dalam big-4 untuk melalukan verifikasi penyajian nilai wajar.