HUBUNGAN PERILAKU PANTANG MAKANAN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI BPM RINI SETYOWATI DESA KERAJAN KECAMATAN MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER

Main Authors: Tyas, Trisna Pangestuning; STIKES dr. Soebandi, Khasanah, Iniswatul; STIKES dr. Soebandi
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: ind
Terbitan: LP3M STIKES dr. Soebandi , 2017
Subjects:
Online Access: http://jurnal.stikesdrsoebandi.ac.id/index.php/jkes/article/view/45
http://jurnal.stikesdrsoebandi.ac.id/index.php/jkes/article/view/45/32
Daftar Isi:
  • Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, yang lamanya kira-kira 6 - 8 minggu. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa bidan di BPM Rini Setyowati, fenomena berpantang makanan masih banyak dilakukan oleh masyarakat pada masa nifas Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan perilaku pantang makanan dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di BPM Rini Setyowati Desa Krajan Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampling secara Purposive. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016 di BPM Rini Setyowati Desa Krajan Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember Tahun 2016 dengan 23 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, untuk dapat menggali prilaku pantangan makanan dan penyembuhan luka perineum, dengan analisa statistik Dari hasil uji korelasi Lambda (λ). Dari hasil uji korelasi Lambda (λ) didapatkan λ ≠0, sehinga Ho Ditolak maka, Ha diterima, dan ada Hubungan Perilaku Pantang Makanan dengan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas Di BPM Rini Setyowati Desa Krajan Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember Tahun 2016. Status gizi dapat mempengaruhi kecepatan penyembuhan luka. Melalui sistem kekebalan tubuh yang dapat memberi perlindungan terhadap penyakit infeksi seperti penurunan sekretori imuno globulin A (AIgA), gangguan sistem fagositosis, gangguan pembentukan kekebalan humoral dan berkurangnya thymus sel (T). Akan tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan, diantarnya adalah kebersihan diri