UPAYA PENGEMBANGAN TANAMAN PISANG MAS (Musa paradisiaca L) BEBAS PATOGEN MELALUI METODE KULTUR MERISTEM
| Main Authors: | Shofiyani, Anis, Budi, Gayuh Prasetyo |
|---|---|
| Format: | Article info application/pdf eJournal |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
Fakultas Pertanian
, 2014
|
| Online Access: |
http://agritech.ump.ac.id/index.php/AGITECH/article/view/66 http://agritech.ump.ac.id/index.php/AGITECH/article/view/66/65 |
Daftar Isi:
- Pisang mas (Musa paradisiaca L) merupakan salah satu tanaman pisang unggul lokal yang banyak dikembangkan di Kabupaten Banyumas khususnya di Kecamatan Baturraden. Namun petani pisang mas di Kecamatan Baturraden mengalami permasalah dalam hal penyediaan bibit yang berkualitas. Permasalahan tersebut disebabkan masih kurang tersedianya bahan tanam yang berasal dari indukan bebas penyakit busuk Fusarium oxisphorum serta kemampuan anakan yang diperoleh melalui metode konvensional memiliki produksi yang kurang baik akibat produktifitas bibit yang mengalami penurunan. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pengadaan bibit pisang bermutu, bebas bibit penyakit dan berproduksi tinggi adalah dengan kultur meristem, yaitu kultur dengan menggunakan meristem apikal sebagai eksplan. Kelebihan kultur meristem adalah mampu menghasilkan bibit tanaman bebas virus, penyakit yang disebabkan oleh jamur dan bakteri serta identik dengan induknya.Tujuan khusus dari penelitian ini adalah Menginduksi dan memperbanyak tunas tanaman pisang mas dari ekplan berupa jaringan meristem pisang serta memperoleh planlet tanaman pisang mas bebas patogen melalui kultur meristem.Penelitian ini menggunakan metode percobaan di laboratorium, dengan menggunakan beberapa perlakuan diantaranya induksi tunas, multiplikasi tunas dan induksi akar yang terdiri atas dua faktor yaitu konsentrasi BAP dan NAA. Kombinasi perlakuan untuk induksi tunas yaitu BAP dengan taraf 2,4 dan 6 ppm serta NAA 0,1 ppm; , kombinasi perlakuan untuk multiplikasi tunas yaitu BAP dengan taraf 2,4,6 ppm serta NAA dengan taraf 0,1; 0,2 dan 0,3 ppm dan kombinasi perlakuan untuk induksi akar dengan kombinasi perlakuan NAA dengan taraf 0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 ppm dengan tanpa penambahan BAP ( 0 ppm). Semuanya disusun secara faktorial dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan, dan setiap unit perlakuan menggunakan 5 botol kultur. Pemberian kombinasi NAA dan BAP berpengaruh pada peningkatan keberhasilan perkembangbiakan eksplan tanaman pisang mas dengan metode kultur meristem, diantaranya pada peningkatan kecepatan waktu yang diperlukan untuk induksi tunas, jumlah tunas yang terbentuk dari eksplan jaringan meristem yang digunakan dan peningkatan jumlah tunas yang terbentuk pada berbagai media yang digunakan serta mampu terbentukan akar pada medium induksi akar. Perlakuan BAP 4 ppm yang diberikan pada medium induksi tunas memberikan hasil terbaik hampir pada semua variabel pengamatan diantaranya waktu induksi tunas selama 4.67 minggu, jumlah tunas dari jaringan meristem sebanyak 2,0 tunas. Sedangkan pada medium multiplikasi tunas kombinasi perlakuan NAA dan BAP yang ditambahkan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan panjang . Sedangkan untuk jumlah akar terbanyak terdapat pada kombinasi perlakuan NAA 0.4 ppm dan NAA 0,5 ppm yaitu sebanyak 3,2 akar. Dalam penelitian ini penggunaan eksplan meristem pisang mas pada perbanyakan secara in vitro diperoleh bibit pisang mas yang bebas patogen , hal ini dapat dilihat dari persentase eksplan yang dapat tumbuh cukup tinggi yaitu rata-rata diatas 80 %.
