Airport Railroad Service Kualanamu Elasticity (Airport Railink Service)

Main Authors: Puspitasari, Mariana Diah, Istiantara, Dedik Tri
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun , 2018
Online Access: https://jurnal.api.ac.id/index.php/jpi/article/view/23
https://jurnal.api.ac.id/index.php/jpi/article/view/23/9
Daftar Isi:
  • In July 25th, 2013 Indonesia for the first time provided rail link service from and to an airport. It particularly was operated from and to Kualanamu International Airport (KNIA), Deli Serdang, North Sumatera, which was also operated for the first time on that date. Managing the airport rail link service, a private company namely PT. Railink basically is the subsidiary company of PT. Angkasa Pura II (Persero) and PT. Kereta Api Indonesia (Persero). The price of train ticket, in fact, is getting higher as time goes by. It is noted that the ticket price has increased from IDR 80K to IDR 100K since January 15th, 2015. Concerning this situation, this study is conducted to investigate the demand elasticity of the airport rail link service from and to Kualanamu International Airport as well as factors in taking the airport rail link. The result of the study reveals that the demand of airport rail link service as the impact of the increasing of the ticket price is inelastic since its value of elasticity reaches -0.38. The other result, moreover, finds six reasons influencing people to go with airport rail link: comfort, punctuality, speed or travel time, practicality, access to train station, and other modes’ tariff.
  • Pada 25 Juli 2013, Indonesia untuk pertama kalinya menyediakan layanan jalur kereta api dari dan ke bandara. Ini terutama dioperasikan dari dan ke Bandara Internasional Kualanamu (KNIA), Deli Serdang, Sumatera Utara, yang juga dioperasikan untuk pertama kalinya pada tanggal itu. Mengelola layanan jalur kereta api bandara, sebuah perusahaan swasta yaitu PT. Railink pada dasarnya adalah anak perusahaan dari PT. Angkasa Pura II (Persero) dan PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Harga tiket kereta api, pada kenyataannya, semakin tinggi seiring berjalannya waktu. Tercatat bahwa harga tiket telah meningkat dari Rp 80 ribu menjadi Rp 100 ribu sejak 15 Januari 2015. Mengenai situasi ini, penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki elastisitas permintaan layanan jalur kereta api bandara dari dan ke Bandara Internasional Kualanamu serta faktor-faktornya. dalam mengambil jalur kereta api bandara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan layanan jalur kereta api bandara sebagai dampak dari kenaikan harga tiket tidak elastis karena nilai elastisitasnya mencapai -0,38. Hasil lainnya, selain itu, menemukan enam alasan yang memengaruhi orang untuk menggunakan jalur kereta api bandara: kenyamanan, ketepatan waktu, kecepatan atau waktu perjalanan, kepraktisan, akses ke stasiun kereta, dan tarif mode lainnya.