ANGKA KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI PUSKESMAS KELURAHAN PENJARINGAN PERIODE APRIL 2014

Main Author: S.Si.T., M.Kes, Ni Nyoman Sulasmi
Format: Article info application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: UPPM AKBID RSPAD GATOT SOEBROTO , 2014
Online Access: https://akbid-rspad.e-journal.id/jurnal_akbid_rspad/article/view/31
https://akbid-rspad.e-journal.id/jurnal_akbid_rspad/article/view/31/4
Daftar Isi:
  • Latar Belakang                      :  Ruptur perineum adalah perlukaaan jalan lahir yang terjadi saat kelahiran bayi baik dan menggunkan alat maupun tidak menggunkan alat. (Enggar, 2010) Dampak dari terjadinya rupture perineum pada ibu antara lain terjadinya infeksi pada luka jahitan dimana dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. Selain itu juga dapat terjadi perdarahan karena terbukanya pembuluh darah yang tidak menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah. Perdarahan pada ruptur perineum dapat menjadi hebat khususnya pada ruptur derajat dua dan tiga atau jika ruptur perineum meluas ke samping atau naik ke vulva mengenai klitoris. Karena dekat dengan anus, laserasi perineum dapat dengan mudah terkontaminasi feses. Infeksi juga dapat menjadi sebab luka tidak dapat segera menyatu sehingga timbul jaringan parut. Jaringan parut yang terbentuk sesudah laserasi perineum dapat menyebabkan nyeri selama berhubungan  (Prawirohardjo, 2011). Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus rupture perineum pada ibu bersalin. Di Amerika 26 juta ibu bersalin yang mengalami rupture perineum, 40 % diantaranya mengalami rupture perineum (Heimburger, 2009). Tujuan Penelitian                   : Mengetahui Angka kejadian rupture perineum pada ibu bersalin di Puskesmas Kelurahan Penjaringan periode April 2014. Metode Penelitian                   :  Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik observasional dengan jenis desain Studi Penampang Analitik (analytic cross-sectional). Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji Chi-square . Hasil Penelitian                       :  Dari hasil penelitian yang dilakukan, jumlah ibu bersalin dengan rupture perineum spontan sebanyak 155 orang dari 255 yang mengalami rupture perineum spontan. Jumlah ibu bersalin yang mengalami rupture perineum terbanyak pada Grade III - Grade IV yaitu 55.5 % , berdasarkan usia ibu yang menunjukan frekuensi tertinggi yaitu usia 20 – 35 tahun sebanyak 87 % dengan nilai P=0.000 dan OR=4.0 CI 95%(2.058-7.914) , berdasarkan berat badan lahir yang menunjukan frekuensi tertinggi yaitu <2500 gram – >4000 gram sebanyak 52.9% dengan nilai P=0.000 dan OR=13.6 CI 95%(6.130-30.267), berdasarkan paritas yang menunjukan frekuensi tertinggi yaitu pada primipara sebanyak 50.3% dengan nilai p=0.000 dan OR=3.7 CI 95%(1.938-7.414),  sedangakan berdasarkan jarak kelahiran frekuensi tertinggi adalah >2 tahun sebanyak 54.2 dengan nilai p=0.002 dan OR=2.7 CI 95%(1.421-5.256). Kesimpulan                             :  Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa angka kejadian rupture perineum masih tinggi khususnya pada rupture Grade II, pada ibu usia 20-35 th,pada kelahiran bayi dengan berat badan lahir 2500-4000, persalinan multipara, dan dengan jarak kelahiran ≤ 2 th dan > 2 th.