Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata

Main Author: Adnan, Fauzi; Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Interdisciplinary and Multidisciplinary Studies: Conference Series , 2024
Subjects:
Online Access: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/imscs/article/view/13420
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/imscs/article/view/13420/9409
Daftar Isi:
  • In community empowerment, such as the Tirtayasa Embung tourist village, there is no entry fee and you only have to pay what you can and parking fees, so what about maintaining the Tirtayasa Embung management if there is no fee to enter the tourist attraction but there are many new places to use as photo spots. People who manage the Tirtayasa and Gastrak reservoirs receive a salary for management if they are not charged a fee. Tourists will feel comfortable and at home if the tourist attraction has complete facilities and infrastructure. This is contrary to what exists in the Jatimulyo Tourism Village where facilities and infrastructure are not yet available optimally. So far, the development of existing tourism potential has come from community self-funding. According to the description, researchers are interested in conducting research with the title "Community Empowerment through the development of Tourism Villages (Case study in Geger Village, Kedungadem District, Bojonegoro Regency)"Dalam pemberdayaan masyarakat sepertidesa wisata embung tirtayasa tidak dikenakan biaya masuk dan hanyammbayar seiklasnya saja dan uang parkir, lalu bagaimana untuk perawatanpengelolaan embung tirtayasa jika untuk masuk tempat wisata tidakdikenakan biaya tetapi banyak tempat tempat baru untuk dijadikan spotfoto. Untuk masyarakat yang mengelola embung tirtayasa dan gastrakmendapatkan gaji dalam pengelolaan jika tidak dikenakan biaya.Wisatawan akan merasa nyaman dan betah apabila di obyek wisataterdapat sarana dan prasarana yang lengkap. Hal ini bertentangan denganapa yang ada di Desa Wisata Jatimulyo dimana sarana dan prasaranabelum tersedia secara maksimal. Selama ini pengembangan potensi wisatayang ada berasal dari dana swadaya masyarakat. Menurut penjabaran maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitiandengan judul “ Pemberdayaan Masyarakat Melalui pengembangan DesaWisata (Studi kasus di Desa Geger Kecamatan KedungademKabupaten Bojonegoro)”