KEBERADAAN BENTUK PENYAJIAN DAN MAKNA GERAK TURONGGO YAKSO DALAM FENOMENA INDUSTRI HIBURAN DI ERA TATANAN NORMAL BARU (NEW NORMAL)
Main Authors: | Rusianingsih, Tri , Timur, Yuddan Fijar Sugma |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Proceeding |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Lemlit dan LPM Universitas PGRI Ronggolawe
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/SNasPPM/article/view/329 http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/SNasPPM/article/view/329/330 |
Daftar Isi:
- Situasi pandemi Covid-19 yang kini memasuki era tatanan normal baru (new-normal), telah membawa pengaruh terhadap aktivitas produksi komunitas seni pertunjukan. Keberadaan pementasan kesenian tradisi yang diselenggarakan secara langsung (live) sudah semakin susah dijumpai apalagi berkembang, sehingga komunitas seni pertunjukan kini menghadapi banyak persaingan dengan kegiatan media-jaringan (internet). Jaranan Turonggo Yakso yang awal-mulanya merupakan kegiatan ritual, sekarang harus dikerjakan dan dinikmati melalui dunia” virtual”. Pertunjukan Jaranan Turonggo Yakso adalah kegiatan masyarakat pen-dukungnya sebagai bentuk upacara bersih desa untuk memohon kepada Hyang Widi (Tuhan Penguasa Alam). Kegiatan upacara adat sebagai simbolisasi kemenangan warga desa dalam mengusir marabahaya atau keangkara-murkaan yang mengganggu dan menyerang masyarakat. Pertunjukan jaranan berkaitan erat dengan fungsinya sebagai kegiatan ritual masyarakat yang akhirnya menginspirasi lahirnya bentuk penyajian dan makna gerak dalam tarian. Namun kegiatan berubah ketika datang pandemi, sehingga hal tersebut menjadi fenomena menarik untuk dikaji dalam sebuah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk men-deskripsikan “bentuk penyajian” yang lahir dari ritual adat sebagai fungsi utamanya dan menjadi inspirasi hadirnya pertunjukan jaranan, serta berusaha menjelaskan “makna gerak” tari jaranan Turonggo Yakso. Untuk mengidentifikasi ataupun menganalisa berbagai temuan data lapangan, kajian menggunakan konsep-pertunjukan, konsep-fungsi, konsep-bentuk, maupun konsep-makna, sehingga dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan menjawab fenomena yang terjadi pada kehidupan seni pertunjukan. Penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan bentuk penyajian dan makna gerak ini, lebih menitik-beratkan terhadap teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara, studi pustaka serta dokumentasi yang dilakukan melalui triangulasi.