Penentuan Status Mutu Air Sungai Mbabar Dengan Menggunakan Metode Indeks Pencemaran Di Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang
Main Author: | Amalia, Nurul Ilmi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.itn.ac.id/493/1/COVER.pdf http://eprints.itn.ac.id/493/2/1426035.pdf http://eprints.itn.ac.id/493/3/JURNAL.pdf http://eprints.itn.ac.id/493/ |
Daftar Isi:
- Sungai Mbabar merupakan salah satu sungai yang melintasi Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang sepanjang 8,51 km yang keberadaannya masih dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti MCK. Dari pemanfaatan tersebut, menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air pada Sungai Mbabar. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan status mutu dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kualitas air Sungai Mbabar di Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Parameter yang dianalisis adalah fisika, kimia dan biologi. Hasil analisa kualitas air yang diperoleh akan dibandingkan dengan standar baku mutu air kelas II berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Untuk analisis status mutu air Sungai Mbabar menggunakan metode Indeks Pencemaran. Status mutu Sungai Mbabar dari segmen 1 sampai segmen 5 adalah dalam kondisi cemar ringan dengan nilai Indeks Pencemaran ≤ 5,0. Adapun nilai Indeks Pencemaran pada masing-masing segmen yaitu segmen 1 sebesar 4,01, segmen 2 sebesar 3,92, segmen 3 sebesar 4,07, segmen 4 sebesar 4,51 dan segmen 5 sebesar 4,33. Dari hasil uji kualitas air Sungai Mbabar dan hasil tabulasi kuesioner, yang berpengaruh besar terhadap penurunan kualitas Sungai Mbabar pada segmen 1 yaitu dari aktifitas permukiman sebesar 86 %. Pada segmen 2 penurunan kualitas air sungai disebabkan oleh adanya aktifitas permukiman sebesar 90,7 %. Pada segmen 3 penurunan kualitas air sungai disebabkan oleh adanya aktifitas pertanian sebesar 85 %. Pada segmen 4 penurunan kualitas air disebabkan oleh adanya aktifitas pertanian sebesar 65 %, dan pada segmen 5 penurunan kualitas air disebabkan oleh adanya aktifitas pertanian sebesar 75 %.