PERHITUNGAN POHON PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN SOFTWARE TRIMBLE ECOGNITION DEVELOPER DARI CITRA FOTO UDARA (Studi Kasus Muara Bengkal, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur)

Main Author: Ernawa, Yogi Galih
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://eprints.itn.ac.id/3995/1/Bagian%20Awal.pdf
http://eprints.itn.ac.id/3995/2/BAB%20I.pdf
http://eprints.itn.ac.id/3995/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.itn.ac.id/3995/4/BAB%20III.pdf
http://eprints.itn.ac.id/3995/5/BAB%20IV.pdf
http://eprints.itn.ac.id/3995/6/BAB%20V.pdf
http://eprints.itn.ac.id/3995/7/Daftar%20Pustaka.pdf
http://eprints.itn.ac.id/3995/8/Lampiran.pdf
http://eprints.itn.ac.id/3995/9/Jurnal.pdf
http://eprints.itn.ac.id/3995/
Daftar Isi:
  • Komoditas kelapa sawit berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa nonmigas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi. Peningkatan komoditas kelapa sawit membutuhkan manajemen produksi yang lebih baik agar dapat mendorong kemajuan dan perkembangan di bidang perkebunan kelapa sawit. Pemanfaatan hasil pengukuran foto udara dapat digunakan untuk perhitungan pokok pohon atau tree counting, dan sebagainya. Banyak faktor yang menjadikan pemetaan udara lebih dipilih dibandingkan pemetaan topografi atau terestris. Selain masalah biaya, waktu yang dihabiskan untuk pemetaan udara relatif lebih singkat. Cangkupan areanya juga lebih luas dalam sekali pengukuran. Penelitian ini dilakukan pada dua luasan yaitu luasan 5 hektare dan luasan 15 hektare dengan pengambilan sampel setiap luasan sebanyak 50 sampel dan 100 sampel. Algoritma yang digunakan yaitu Template Matching, algoritma ini memungkinkan kita untuk menemukan bagian tertentu pada citra masukan yang sesuai dengan template yang dibuat Kemudian nilai threshold yang digunakan dalam proses Template matching sebesar 3 sehingga menghasilkan jumlah perhitungan pohon kelapa sawit. Dari hasil dari Uji Validasi yang dilakukan, diperoleh persentase ketelitian perhitungan sebesar 89.50% untuk luasan 5 hektare dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 sampel, 95.83% untuk luasan 5 hektare dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 sampel, 96.23% untuk luasan 15 hektare dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 sampel, dan 96.57% untuk luasan 15 hektare dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 sampel yang mana hasil tersebut memenuhi syarat ketelitian minimal diatas 80%.