Studi Manajemen Lalu Lintas Untuk Mengurangi Kemacetan Pada Kawasan Kebun Raya Bogor. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

Main Author: Rachmawati, Dyah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://eprints.itn.ac.id/1735/1/skripsi%20dyah%20rachmawati.pdf
http://eprints.itn.ac.id/1735/
Daftar Isi:
  • Peningkatan jumlah kendaraan di Kota Bogor, khususnya pada Kawasan Kebun Raya Bogor dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan, daya tarik kota, dan sebagai kota pariwisata. Arus lalu lintas yang terjadi khususnya pada jam puncak akan menyebabkan kemacetan. Kemacetan pada Kawasan Kebun Raya Bogor, disebabkan oleh kapasitas jalan yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk menampung arus lalu – lintas, hambatan samping yang tinggi dan kurangnya kesadaran pemakai jalan dalam mematuhi rambu –rambu lalu – lintas yang ada di Kawasan Kebun Raya Bogor. Dengan sering terjadinya kemacetan lalu – lintas pada Kawasan Kebun Raya Bogor, maka perlu dilakukan peninjauan ulang dan mencari alternatif – alternatif pemecahan untuk mengurangi kemacetan pada Kawasan Kebun Raya Bogor. Studi ini dilakukan di persimpangan yang terdapat pada Kawasan Kebun Raya Bogor. Data yang diperlukan dalam studi ini yaitu data arus lalu – lintas, data hambatan samping, data lebar lintasan dan data geometrik. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret dan April 2017 dengan jumlah surveyor 16 orang. Analisa pada studi ini berpedoman pada Manual kapasitas Jalan Indonesia, (MKJI) 1997. Hasil identifikasi titik konflik di Kawasan Kebun Raya Bogor terdapat 4 titik konflik yang berpotensi mengakibatkan kemacetan lalu – lintas. Alternatif pengendalian terpilih guna mengurangi kemacetan pada lokasi titik konflik adalah menggabungkan alternatif 1 (pelebaran jalan), alternatif 2 (sistem ganjil genap) dan alternatif 3 (larangan belok kanan) untuk Simpang Tugu Kujang sehingga dapat mengurangi derajat kejenuhan pada jam puncak siang menjadi 1,209. Yang kedua, penggabungan alternatif 1 (pelebaran jalan) dan alternatif 2 (sistem ganjil genap) sehingga dapat mengurangi derajat kejenuhan pada puncak siang Simpang Mall BTM menjadi 0,6, Simpang Balaikota menjadi 0,59 dan Simpang Istana Bogor menjadi 0,62.