Hubungan Indonesia Dan Tiongkok Pasca Diluncurkannya Kebijakan Luar Negeri Belt And Road Initiative (Bri) Tahun 2013-2018
Daftar Isi:
- Penelitian ini terkait dengan dinamika hubungan Indonesia dengan Tiongkok dalam kebijakan Belt and Road Initiative (BRI) yang diluncurkan tahun 2013 oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping, hingga masa akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo di tahun 2018. Adapun permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai kepentingan nasional Tiongkok untuk mengamankan dan mencukupi sumber daya di dalam negerinya melalui kebijakan BRI dengan sinergi yang terbentuk bersama visi Poros Maritim Dunia (PMD) Indonesia di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang mana dalam penelitian ini menganalisa bagaimana upaya dan hambatan yang ditemui, serta bagaimana prospek hubungan kedua negara dalam kerangka sinergi kebijakan BRI di masa yang akan datang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kebijakan luar negeri, kepentingan nasional, dan tinjauan negara melalui konsep hubungan bilateral. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil Penelitian ini menemukan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok semakin bertumbuh dilihat dari berbagai proyek kerjasama yang disepakati dan mulai dibangun di masa kepresidenan Joko Widodo yang dinilai sebagai masa terbaik terkait hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok dengan disepakatinya berbagai proyek kerjasama yang diluncurkan di Indonesia, tiga diantaranya adalah Kerjasama Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Kerjasama Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kerjasama Maritim. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah semakin kuat dan harmonisnya hubungan bilateral pasca diluncurkannya kebijakan BRI ditandai dengan berbagai kerjasama yang disepakati oleh kedua negara.