IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KESETARAAN PAKET C PADA LEMBAGA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT

Main Author: EMI SUHENDRA, 06c202010047
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.utu.ac.id/58/1/I-V.pdf
http://repository.utu.ac.id/58/
http://utu.ac.id
Daftar Isi:
  • Pendidikan kesetaraan Paket C setara (SMA). Program ini semula ditujukan bagi peserta didik yang berasal dari masyarakat yang kurang mampu, pernah sekolah, putus sekolah dan putus lanjut, serta usia produktif yang ingin meningkatkan pengetahuan dan kecakapan hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan program kesetaraan Paket C yang diselenggarakan Lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Saree Tabina Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. dengan menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan meliputi reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi data. Lokasi penelitian bertempat di Lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Saree Tabina Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Berdasarkan jenis penelitian, yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data informan dan dokumen. Hasil penelitian ini didapati bahwa kualitas pendidikan PKBM Saree Tabina di Kaway XVI masih rendah mutu kelulusannya hal ini di sebabkan hambatan baik dari segi tidak tersedianya tutor di bidangnya masing-masing, juga lemahnya daya serap masyarakat sehingga belum mampu menunjang proses pembelajaran yang baik pula yang akan diserap oleh warga belajar, sehingga implementasi kebijakan program Paket C masih sangat membutuhkan keikutsertaan masyarakat untuk berpartisipasi. Pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur kesetaraan antara pendidikan formal, dan pendidikan kesetaraan yang merupakan solusi paling masuk akal untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan di Kaway XVI. Namun, dalam pelaksanaannya pendidikan kesetaraan masih banyak yang harus dibenahi agar bisa bersaing dengan pendidikan formal di sekolah.