ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA MEULABOH (Studi Kasus Kecamatan Johan Pahlawan)
Main Author: | IBNU APAS, NIM. 06C10203056 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.utu.ac.id/155/1/I-V.pdf http://repository.utu.ac.id/155/ http://utu.ac.id |
Daftar Isi:
- Sampah yang mencemari kota selama ini, akibat dari masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan yang terbebas dari sampah. Akibat dari pembuangan sampah di lahan kosong juga dapat membawa bencana seperti banjir. Selama ini jika kondisi hujan maka ruas jalan yang sering digenangi air adalah ruas jalan protokol, seperti Jalan Nasional, Jalan Singgah Mata I, Jalan Teuku Umar dan Jalan Manek Roo serta kawasan bundaran simpang pelor Meulaboh. Transportasi sampah adalah sistem pengangkutan sampah yang membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diambil permasalahan yaitu bagaimana sistem pengangkutan dan pola pengumpulan sampah dan kebutuhan transportasi pengangkutan sampah sesuai dengan volume sampah yang dihasilkan di Kota Meulaboh. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pengangkutan, pola pengumpulan sampah dan kebutuhan transportasi pengangkutan sampah sesuai dengan volume sampah yang dihasilkan di Kota Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan. Total timbulan sampah pada tahun 2014 dengan rata-rata produksi per hari 144,053 ton/hari dan operasional jam kerja satu hari adalah 8,57 jam, menggunakan pola individual tidak langsung yaitu dengan cara mengumpulkan sampah dari sumber sampah lalu diangkut oleh gerobak/becak motor sampah kemudian dikumpulkan pada titik komunal bak sampah (TPS) lalu diangkut menuju ke TPA. Berdasarkan SNI 3242 tahun 2008 untuk 1 unit gerobak/becak motor sampah kapasitas 1m3 memiliki kapasitas pelayanan untuk 1250 jiwa. Kecamatan Johan Pahlawan memiliki jumlah penduduk 65,473 jiwa maka dibutuhkan 62 unit gerobak/becak motor. Sedangkan kebutuhan truck kapasitas 6m3 dengan penghasilan sampah per hari 144,053 ton, maka diperlukan penambahan truck dari dasar 15 unit truck menjadi 24 unit truck kekurangan truck pengangkut sampah di tahun 2014 berjumlah 9 unit. Apabila dalam sehari 2 ritasi pengumpulan sampah maka tidak perlu penambahan truck.