IMPLEMENTASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERTARAF INTERNASIONAL
Main Authors: | Tang, Muhammad, Sutrisno, Sutrisno |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-kejuruan/article/view/2957 http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-kejuruan/article/view/2957/400 |
Daftar Isi:
- The implementation of international standard vocational high school. This study aims to identify the implementation of international standard school in State Vocational High School (VHS) Bontang. Data were collected using the method of observations, in-depth interview, and documentations. Data analysis applies is descriptive qualitative. The results show: (1) the development of international VHS started by compiling School Development & Investment Plan; (2) charge productive lessons have been adopted from international companies; (3) equipment owned was sufficient in quantity, quality, and relevant to needs; (4) the English ability of teachers are lack; (5) learning have use the ICT, however the use of English in the learning process has not been done; (6) some graduates were accepted in the industry and also continuing to higher education level; and (7) the main constraints are funding, the use of English language, and cooperative relationships with overseas industries.Penelitian ini bertujuan mengetahui implementasi sekolah bertaraf internasional di SMK Negeri Bontang. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pengembangan SMK bertaraf internasional dimulai dengan menyusun School Development & Invesment Plan; (2) muatan pelajaran produktif telah mengadopsi dari perusahaan bertaraf internasional; (3) peralatan yang dimiliki cukup memadai secara kuantitas, kualitas, dan relevan dengan kebutuhan, (4) kemampuan bahasa Inggris guru masih kurang; (5) pembelajaran telah memanfaatkan TIK, sedang penggunaan bahasa inggris dalam proses pembelajaran belum terlaksana; (6) selain terserap pada industri, lulusan juga melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi; (7) kendala yang utama adalah dana, penggunaan bahasa Inggris, dan hubungan kerjasama dengan industri luar negeri.